ESANDAR, Jakarta – Data Ekonomi AS terkini menyatakan bahwa penjualan pengecer jatuh pada bulan April untuk kedua kalinya dalam tiga bulan, sebuah pertanda bahwa orang Amerika berhati-hati atas berapa banyak yang mereka habiskan dengan ekonomi yang menghadapi tantangan yang meningkat.
Penjualan ritel turun 0,2% bulan lalu, pemerintah mengatakan Rabu. Penjualan menurun di sebagian besar segmen utama termasuk mobil, pusat rumah dan toko internet. Sejumlah ekonom memperkirakan penjualan akan naik 0,1%.
Diluar penjualan mobil dan gas, penjualan ritel tetap juga turun 0,2% sehingga mencerminkan kelemahan secara luas. Alhasil, pendapatan turun 1,1% di dealer mobil setelah penurunan penjualan mobil baru bulan lalu. Penjualan juga turun tajam 1,3% untuk toko elektronik dan 1,9% di pusat rumah dan kebun. Toko pakaian, apotek, dan pengecer internet semuanya membukukan penjualan 0,2%.
Penjualan melonjak 1,8% di pompa bensin, mencerminkan harga yang lebih tinggi di pompa. Namun, itu bukan kabar baik bagi konsumen atau ekonomi.
Secara garis besar pandangan terakhir terhadap penjualan ritel menunjukkan bahwa orang Amerika menunjukkan lebih banyak pengekangan pada 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ketika beberapa rumah tangga mendapat dorongan dari pemotongan pajak Trump. Pengeluaran konsumen pada kuartal pertama adalah yang terlemah dalam setahun.
Beberapa penurunan diperkirakan terjadi bulan lalu setelah kenaikan penjualan ritel 1,7% pada bulan Maret, tetapi penurunan pada bulan April juga merupakan tanda kehati-hatian bagi perekonomian. Pengeluaran konsumen menyumbang lebih dari dua pertiga dari kegiatan ekonomi negara.
Di antara tantangan yang dihadapi A.S. adalah investasi bisnis yang lebih lambat, industri manufaktur yang lebih lemah, dan pertarungan dagang yang sulit dengan China yang mengganggu dua ekonomi terbesar dunia.
Tetap saja, kenaikan upah dan PHK terendah serta tingkat pengangguran 50 tahun akan membuat AS terus tumbuh selama musim panas, kata sebagian besar ekonom.
Dengan data yang demikian, Indek Dow Jones dan S&P 500 pulih sedikit setelah pembukaan yang lebih rendah di hari Rabu. Sebelumnya, dalam perdagangan di hari Selasa, bursa saham menembus serangkaian kerugian mendalam setelah pembicaraan perdagangan antara AS dan China mogok. Namun pada hari Rabu muncul laporan bahwa AS akan menunda tarif otomatis yang diusulkan.
Imbal hasil Obligasi AS untuk tenor 10-tahun jatuh ke 2,38%. Hasil panen telah tenggelam dari tertinggi tujuh tahun 3,23% Oktober lalu. (Lukman Hqeem)