ESANDAR, Jakarta – Dolar AS menguat tipis terhadap Yen Jepang pada hari Jumat (10/05), didorong oleh peningkatan ekspektasi pasar atas kompromi dalam negosiasi perdagangan AS-China. Kompromi ini akan membuat dolar Australia, sebagai proksi prospek ekonomi Tiongkok, berakhir dengan kenaikan sebesar 0,19% di $0,6998. Meski demikian, para pelaku pasar masih waspada dengan pergerakan lintas mata uang dimana perdagangan tampak kurang bergairah diakhir pekan.
Kinerja greenback terhadap enam mata uang saingannya, berakhir melemah 0,16% pada 97,11. Namun terhadap yen, dolar AS ditutup naik 0,16% pada ¥109,92. Pada awal pekan lalu, ada beberapa langkah risk-off cukup besar, terutama dalam perdagangan USDJPY, tapi belum ada tindak lanjut nyata pada akhir pekan ini.
Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat mengatakan bahwa dia tidak terburu-buru untuk menandatangani kesepakatan perdagangan dengan China. Sementara para negosiator melaporkan tercapainya kemajuan dalam diskusi saat mereka menyelesaikan pembicaraan hari kedua .
Pertemuan berjalan sangat konstruktif menurut Menteri Keuangan Steve Mnuchin. Sementara rekannya, Wakil Perdana Menteri China Liu He, mengatakan bahwa pembicaraan telah berjalan “cukup baik, sebagaimana dikutip dari Bloomberg.
Dengan hasil yang demikina, perundingan masih akan berlangsung. Mengenai apakah pada akhirnya akan ada semacam kesepakatan, sejauh ini hanya ada kesepahaman bersama.
Peningkatan tarif oleh Trump menjadi 25% dari 10% pada $200 miliar barang China yang diberlakukan pada hari Jumat, dan Beijing mengatakan akan menyerang balik. Keputusan untuk mendongkrak tarif AS atas barang-barang dari Tiongkok memicu pertaruhan pada hari Jumat bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga akhir tahun ini.
Disis I lain, Departemen Tenaga Kerja pada hari Jumat juga melaporkan bahwa harga konsumen AS naik pada bulan April tetapi inflasi yang mendasarinya tetap diredam, menunjukkan The Fed dapat mempertahankan suku bunga tidak berubah untuk sementara waktu. (Lukman Hqeem)