ESANDAR, Jakarta – The International Monetary Fund (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2019 pada hari Selasa (09/04). Penurunan ini sebagai dampak risiko meningkatnya ketegangan perang dagang dan pengetatan kebijakan moneter oleh Bank Sentral AS. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya akan sebesar 3.3% tahun ini. Angka ini turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 3.5%. Sementara di tahun 2020, IMF memperkirakan pertumbuhan hanya akan sebesar 3.6%.
Menurut laporan tersebut, “Ketidakpastian kebijakan perdagangan yang lebih tinggi dan kekhawatiran akan meningkatnya dan pembalasan akan mengurangi investasi bisnis, mengganggu rantai pasokan, dan memperlambat pertumbuhan produktivitas,” menurut laporan IMF. “Prospek tertekan yang dihasilkan untuk profitabilitas perusahaan dapat mengurangi sentimen pasar keuangan dan lebih lanjut mengurangi pertumbuhan.”
Laporan IMF muncul ketika Kongres AS berjuang untuk meluluskan Perjanjian Perdagangan Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA), suatu perjanjian perdagangan yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump dan mitra Meksiko dan Kanada pada saat itu, yang akan menggantikan Perjanjian Perdagangan Bebas Atlantik Utara yang ada ( NAFTA). Sementara itu, pemerintahan Trump berusaha untuk menuntaskan kesepakatan perdagangan lain dengan China.
USMCA ditandatangani 30 November, tetapi belum menerima persetujuan dari kongres dan jika belum mendapatkannya melalui badan legislatif akan sulit bagi pemerintahan Trump untuk melaksanakan perjanjian tersebut. Kesepakatan itu harus melalui DPR yang dikuasai Demokrat dan dikritik oleh Senator Republik Chuck Grassley. Dia mencatat bahwa tarif barang-barang Meksiko dan Kanada harus diturunkan setelah kesepakatan disahkan. Namun, Trump belum mengindikasikan kesediaannya untuk melakukannya. (Lukman Hqeem)