ESANDAR, Jakarta – Harga emas pada perdagangan hari Rabu (27/02) berakhir turun. Ini merupakan penurunan ketiga kalinya secara beruntun. Akibatnya keuntungan selama sebulan hingga hari ini, lepas. Jatuhnya harga terjadi ketika ketidakpastian menggantung di pasar keuangan, yang biasanya memberikan tekanan pada harga saham.
Harus diakui bahwa emas kehilangan sedikit daya pikatnya selama sepekan terakhir, yang mungkin mengindikasikan perdagangan yang sedikit penuh sesak dan cenderung terkoreksi. Indikator momentum menunjukkan penurunan ini selain juga konsolidasi harga baru-baru ini dari posisi tertingginya. Melemahnya Dolar AS dalam beberapa waktu belum cukup untuk menjadi pijakan harga emas untuk menguat kembali. Seakan-akan harga emas kehilangan tenaganya.
Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan April berakhir turun $ 7,30, atau 0,6%, ke harga $ 1,321.20 per troy ons. Harga menetap di level tertinggi dalam 10 bulan di $ 1,347.90 seminggu sebelumnya. Melemahnya harga pada perdagangan di hari Rabu mendorong emas untuk diperdagangkan turun 0,3% sebulan ini.
Emas masih menjadi aset surgawi saat ketidakpastian terjadi, sayangnya sejauh ini belum mendapat banyak dukungan dari berbagai perkembangan yang berpotensi menggerakkan pasar, termasuk kesaksian Michael Cohen di Kongres AS, berita seputar pernyataan mantan pengacara Donald Trump , KTT Hanoi antara Kim Jong Un dan Trump, serta meningkatnya ketegangan India dan Pakistan, yang memiliki risiko nuklir sendiri.
Dalam laporan kepada Kongres, secara tegas Jerome Powell menyampaikan kebijakan The Federal Reserve, bahwa kenaikan suku bunga akan tergantung pada sejumlah data dimasa depan. Dengan kata lain, bisa jadi tidak ada kenaikan suku bunga pada tahun 2019. Hal ini akan menjadi sesuatu yang positif bagi emas. Emas hanya sedikit tergerak oleh data yang menunjukkan penurunan harga rumah, meskipun hasilnya memperkuat pendekatan dovish The Fed.
Bursa saham A.S. turun, mengikuti sejumlah bursa saham global ke zona merah. Didorong oleh naiknya ketegangan antara India dan Pakistan membuat investor gelisah.
Indek Dolar AS naik tipis 0,1% ke harga 96,103. Emas dan dolar cenderung bergerak terbalik karena uang yang lebih kuat membuat komoditas kurang menarik bagi investor yang menggunakan mata uang lain, dan sebaliknya.
Sentimen dolar AS akan menjadi hal utama dalam pergerakan emas selanjutnya. Penguatan Dolar AS berdampak pada menghentikan atau hanya sekedar memperlambat laju kenaikan harga emas.
Dalam jangka pendek, tren ini mungkin berbalik dan menjadi hal yang kuran mengenakkan bagi emas. Namun dalam jangka menengah dan panjang, kenaikan harga emas masih terjaga. Setidaknya saat ini, harga emas masih dalam koreksi untuk melakukan konsolidasi dengan kisaran perdagangan tidak berubah pada $ 1.320 – $ 1.300. ” (Lukman Hqeem)