ESANDAR, Jakarta – Bursa saham AS berakhir turun, setelah data ekonomi yang dirilis mengecewakan pasar dalam perdagangan hari Kamis (21/02). Sektor layanan kesehatan mengalami penurunan sehingga memperbesar jatuhnya indek bursa.
Departemen Perdagangan AS. mengatakan pesanan baru untuk barang-barang modal utama secara tak terduga turun pada bulan Desember. Penurunan ini mengindikasikan laju perlambatan dalam pengeluaran bisnis untuk peralatan yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Secara terpisah, The Federal Reserve wilayah Philadelphia mengeluarkan data aktivitas bisnis dikawasan Atlantik Tengah. Dalam laporan tersebut disebutkan adanya penurunan aktifitas ke level terlemah dibulan Februari ini sejak Mei 2016. ‘
Indikator ekonomi lain yang menjadi perhatian pasar adalah penjualan rumah AS turun di bulan lalu ke level terendah sejak November 2015.
Sementara dalam perkembangan perundingan AS – China, dikabarkan bahwa kedua pihak telah mulai menguraikan komitmen prinsipnya pada masalah-masalah paling sulit dalam perselisihan perdagangan mereka. Ini menandai kemajuan paling signifikan yang belum berakhir dalam pencapaian kesepakatanan perang dagang tujuh bulan, kata sumber-sumber kepada Reuters. Kedua belah pihak berusaha mencapai kesepakatan sebelum 1 Maret.
Memang kenaikan bursa saham baru-baru salah satunya didorong oleh harapan dalam pembicaraan perdagangan AS-China selain sinyal dovish dari The Federal Reserve. Meski demikian, indeks S&P 500 masih mampu bergerak di dekat level tertinggi dalam dua bulan ini. Mereka mampu naik sekitar 18 % dari level terendahnya di akhir Desember.
Indeks Dow Jones turun 103,81 poin, atau 0,4 %, ke 25.850,63, indeks S&P 500 turun 9,82 poin, atau 0,35 %, ke 2.774,88 dan indeks Nasdaq turun 29,36 poin, atau 0,39 %, ke 7.459,71. (Lukman Hqeem)