ESANDAR, Jakarta – Arab Saudi dan sekutu-sekutunya di Teluk Persia kembali mengusulkan proposal kemitraan dengan 10 negara yang dipimpin oleh Rusia untuk mencoba mengelola pasar minyak global, demikian menurut pejabat OPEC, dalam aliansi yang akan mengubah kartel.
Langkah ini dilakukan ketika kartel menghadapi tekanan dari Presiden Trump untuk menjaga harga minyak rendah dan seiring meningkatnya produksi dari minyak serpih Amerika Serikat sehingga mengurangi pengaruh anggota kartel terhadap pasar.
Proposal itu akan meresmikan persatuan yang longgar antara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan kelompok yang dipimpin oleh Moskow, mencakup beberapa bekas republik Soviet dan negara-negara lain. Kedua kelompok telah semakin bekerja bersama dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pada bulan Desember ketika mereka sepakat untuk mengurangi produksi.
Sayangnya, sebagaimana dikabarkan Marketwatch, bahwa baik Iran dan beberapa produsen lain menentang usulan kemitraan ini, karena khawatir hal itu akan didominasi oleh Arab Saudi dan Rusia, menurut para pejabat di kartel tersebut. Riyadh dan Moskow adalah dua eksportir minyak terbesar dunia. Seorang juru bicara kementerian energi Rusia tidak menanggapi permintaan komentar. (Lukman Hqeem)