ESANDAR, Jakarta – Harga emas dalam perdagangan di bursa berjangka turun tajam pada hari Jumat (04/01). Tercatat sebagai penurunan terbesar dalam satu sesi mereka selama dua minggu terakhir ini. Dorongan turun berasal dari data ekonomi AS.
Seperti yang diperkirakan, naiknya angka pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan menjadi pukulan harga logam mulia. Ini mengindikasikan kekuatan ekonomi AS yang lebih baik.
Alhasil, dengan harapan demikian membuat minat investor atas aset yang beresiko, muncul kembali. Sempat melunak sebelumnya, risk appetite dikalangan investor ini mendapat ransangan kembali. Akibatnya, investor menjauhi emas kembali yang sebelumnya mendapat perhatian saat keresahan mengemuka oleh ketegangan Perang Dagang AS – China.
Dalam laporan terkini, AS mengumpulkan 312.000 pekerjaan baru yang lebih baik dari perkiraan pada bulan Desember. Total kenaikan lapangan kerja pada tahun 2018 ke posisi tertinggi dalam tiga tahun yaitu 2,64 juta.
Sementara tingkat pengangguran naik menjadi 3,9%, meskipun partisipasi tenaga kerja naik. Ekonom yang disurvei oleh MarketWatch memperkirakan hanya aka nada kenaikan 182.000 pekerjaan disektor nonpertanian saja.
Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Februari di bursa Comex harus rela kehilangan $ 9, atau 0,7%, ke harga $ 1.285,80 per troy ons. Sebelumnya harga komoditas ini sempat ditutup naik 0,8% pada sesi sebelumnya.
Harga bahkan mencapai level tertinggi dari masa lebih enam bulan ini. Ini sekaligus menjadi kontrak yang paling aktif, dimana harga belum pernah membukukan kenaikan harian atau persentase sebesar itu sejak 21 Desember, menurut data FactSet. Dalam catatan kinerja mingguan, harga logam mulia di bursa berjangka naik sekitar 0,2%. (Lukman Hqeem)