ESANDAR, Jakarta – Harga Emas dalam perdagangan di bursa berjangka pada hari Rabu (02/01) naik ke level tertinggi sejak Juni karena penurunan tajam di Bursa saham Asia dan perdagangan yang volatile di bursa saham AS. Alhasil memicu selera investor untuk melirik kembali aset surgawi, emas.
Harga untuk logam kuning terdorong dengan minat beli “safe-haven” yang lebih tinggi di tengah pasar saham AS yang tengah goyah. Emas semakin mendekati level resistensi psikologis di level $ 1,300. Menembus harga ini, justru akan membuka lebih banyak minat beli.
Pada perdagangan di bursa Comex, harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Februari naik $ 2,80, atau 0,2%, menjadi $ 1,284.10 per troy ons. Itu merupakan harga penyelesaian tertinggi sejak pertengahan Juni, meskipun jauh di bawah harga tertinggi sebelumnya di $ 1.291.
Pada hari Senin (31/12) harga emas mencatat penurunan sekitar 2% untuk tahun 2018, tetapi berakhir 4,6% untuk perdagangan di bulan Desember dan naik 7,2% selama tiga bulan terakhir.
Bursa saham global bereaksi secara negatif terhadap data ekonomi yang lebih lemah yang keluar dari China. Bursa saham Asia jatuh pada hari Rabu, sementara indeks saham A.S. sempat diperdagangkan lebih tinggi setelah bursa emas tutup, meski merugi diawal sesi perdagangan.
Data ekonomi China terkini menujukkan bahwa indeks manajer pembelian manufaktur Caixin China turun menjadi 49,7 pada Desembe. Ini pertama kalinya sektor ini berada di wilayah kontraksi, di bawah 50, sejak Mei 2017. Angka di bawah 50 menandakan kontraksi.
Kabar yang mengecewakan dari seberang ini membantu harga emas naik kembali diawal perdagangan tahun 2019. Kekhawatiran pasar terus menerus mendera. Kegalauan dalam ekspansi ekonomi global mengurangi selera investor untuk memilih aset yang dianggap berisiko. Volatilitas dalam bursa saham di bagian akhir 2018 membantu mendukung permintaan emas sebagai tempat berlindung. Tercatat Indek Dow Jones mencatat kerugian bulanan dan tahunan terburuk sejak 2008.
Memasuki 2019, sudah terlihat sejumlah gejolak dan ketidakpastian politik ekonomi 2018 berlanjut. Sentimen ini akan semakin mendukung harga emas naik. Sentimen positif emas pada awal Januari diperkirakan masih akan bertahan dalam kwartal pertama tahun ini.
Memang ada bayang-bayang sentiment negatif dari rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve, yang telah menaikkan suku bunga sembilan kali sejak akhir 2015, diperkirakan akan memoderasi laju kenaikan suku bunga lebih lanjut. Ini menjadi sebuah skenario yang menurut para ahli dapat memberikan dukungan lebih lanjut untuk harga logam mulia. Dengan kata lain, harga $1300 – 400 akan terlihat kembali. (Lukman Hqeem)