ESANDAR, Jakarta – Dibawah tekanan penguatan Dolar AS, Euro dan Poundsterling pertahankan stabilitasnya dalam perdagangan diakhir pekan, Jumat (23/11). Kesepakatan Brexit nampak akan mulus antara Uni Eropa dengan Inggris dan Uni Eropa. Hal ini menjadi pijakan kuat kedua mata uang ini.
Pelaku pasar menyambut baik kesepakatan awal ini dimana hambatan perdagangan yang menjadi masalah utama mereka bisa dihindari. Alhasil baik Euro dan Pound naik, mencari peluang memperpanjang kenaikan sebelumnya. Pun demikian, tekanan jual tidak hilang begitu saja dari pasar, mengingat potensi kenaikan dolar dari rencana The Fed menaikkans suku bunga diakhir tahun.
Indek Dolar AS melemah tipis pada 96,5, karena kekuatan di euro dan sterling, yang bersama-sama memberikan kontribusi tekanan 70 % kepada indeks dolar. Dolar telah melemah untuk dua sesi perdagangan berturut-turut dan lebih rendah dari level tertinggi 16 bulan di level 97,69 pada awal bulan ini.
Menariknya, sebagian pelaku pasar merasa skeptis dengan laju kenaikan suku bunga ini. Sejumlah indikator ekonomi AS yang mengecewakan, menimbulkan harapan The Fed akan menunda atau mengurangi agresifitasnya dalam menaikkan suku bunga. Memang pada pertemuan diakhir tahun ini, The Fed diperkirakan tetap akan menaikkan suku bunga ke-4 di tahun ini. Namun pasar berharap rencana tiga kali kenaikan ditahun 2019 bisa ditinjau kembali.
Secara teknis, sejak mencapai puncaknya di awal tahun, tren di Euro telah jelas terlihat tren penurunannya. Sementara ini tampaknya akan terus berlanjut, akan ada, seperti yang kita lihat pada beberapa kesempatan.
Ini hanya dalam tahap perkembangan sejauh ini, tetapi formasi “Head ands Sholuder” terbalik bisa bekerja dengan sedikit lebih banyak waktu dan akan terus memantul dari posisi terendah pada 12 November lalu.
Bahu kanan akan perlu dikembangkan di masa depan, diikuti oleh dorongan di luar neckline dan resistensi harga baru-baru ini di sekitar 11450-500. Meskipun ini bisa menjadi perpanjangan dari pola, meskipun, dapat terpotong oleh tren hari itu.
Reli ke titik itu bisa menawarkan risiko lain bagi para pedagang untuk mencapai titik tertinggi kunci. Dengan outlook bearish yang lebih luas, potensi bullish dalam jangka pendek masih tertahan dilevel resisten, membuat aksi beli menjadi menarik dan lebih efektif. Jika Euro diperdagangkan lebih rendah dari level 11300 maka akan mengkonfirmasi penurunan lebih jauh, untuk menembus garis bawah tahunannya, sebagai langkah selanjutnya. (Lukman Hqeem)