ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka berakhir lebih rendah pada perdagangan hari Senin (22/10), memperpanjang kerugian mereka dari sesi sebelumnya. Meskipun diakhir pekan membukukan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut, namun penguatan dolar AS lebih lanjut berpotensi menahan laju kenaikan dalam perdagangan minggu ini.
Sepinya sentiment pasar juga menjadi pertimbangan harga Emas tidak banyak bergerak dan masuk untuk jeda awal pekan ini. Setidaknya hingga Kamis besok, ketika data ekonomi AS akan diterbitkan. Pasar menunggu pengumuman angka pesanan barang tahan lama, kemudian dilanjutkan dengan data produk domestik bruto (PDB) di kwartal ketiga.
Bukan hanya akan menggerakkan perdagangan di pasar logam mulia, serangkaian data tersebut juga bisa menggerakkan pasar saham dan pasar uang. Menjelang pengumuman angka-angka ini, pasar logam mulia akan memperhatikan ketegangan perdagangan AS – China dan tanda-tanda meredanya retorika antar kedua negara tersebut menjelang pertemuan negara-negara kelompok 20 (G20) pada November nanti.
Bukan hanya akan menggerakkan perdagangan di pasar logam mulia, serangkaian data tersebut juga bisa menggerakkan pasar saham dan pasar uang. Menjelang pengumuman angka-angka ini, pasar logam mulia akan memperhatikan ketegangan perdagangan AS – China dan tanda-tanda meredanya retorika antar kedua negara tersebut menjelang pertemuan negara-negara kelompok 20 (G20) pada November nanti.
Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember turun $ 4,10, atau 0,3%, menetap di $ 1,224.60 per troy ons rugi sekitar 0,1% pada hari Jumat. Selama sepekan lalu, harga naik sekitar 0,6%. Dolar AS, naik 0,3% menjadi 95,99, dimana tercatat perdagangan naik sekitar 0,9% lebih tinggi selama bulan ini.
Kenaikan harga logam mulia ditengah bayang-bayang kenaikan suku bunga di Federal Reserve, yang diyakini akan dilakukan pada akhir tahun ini. Para Pialang mata uang menyaksikan risiko terkait dengan anggaran Italia, Brexit, dan kepemimpinan di Inggris.
Pasar logam mulia ini diperkirakan akan terus dalam konsolidasi menyamping dalam sepekan ini. Para pelaku pasar sedang menunggu arah Dolar AS. Hanya ada sedikit permintaan komoditas global, sebagai sentiment negatif meskipun janji stimulus China itu juga bisa dianggap sebagai tanda bahwa Beijing cukup puas bertempur dengan AS.
Namun, sejumlah komentar bernada hawkish terbaru dari pejabat Federal Reserve terus menjadi sumber tekanan harga emas. Penguatan dolar dari posisi terendah sejak pertengahan Oktober, menjadi sumber krusial. Meskipun dolar juga tidak menunjukkan potensi kenaikan berkelanjutan.