ESANDAR, Jakarta – Harga minyak mentah naik pada hari Kamis (27/09). Membukukan harga termahalnya dalam empat tahun ini. Para pejabat di AS mengatakan tidak akan melakukan penjualan cadangan domestik untuk melemahkan kenaikan harga minyak mentah saat ini. Dorongan kenaikan akibat gangguan pasokan karena pembaruan sanksi Iran.
Untuk harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI), naik 55 sen, atau 0,8%, di harga $ 72,12 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah turun 1% Rabu. Sementara minyak mentah Brent yang menjadi acuan perdagangan global, untuk kontrak bulan November naik 38 sen, atau 0,5%, ke $ 81,72 per barel di bursa ICE Futures Europe. Kenaikan ini menghapus penurunan hampir 0,7% sehari sebelumnya. Kontrak November Brent berakhir pada penyelesaian hari Jumat ini.
Menurut Reuters, Arab Saudi dan produsen lainnya telah meningkatkan produksi minyak mentah harian sekitar 500.000 barel per hari, sebagai kesepakatan antara produsen OPEC dan non-OPEC.
Para pelaku pasar telah khawatir bahwa Presiden Donald Trump mungkin telah berubah untuk menjual cadangan minyak strategis AS, atau SPR, guna membatasi kenaikan lebih lanjut dalam harga minyak. Mengingat sebelumnya, Trump menginginkan harga minyak mentah bisa lebih rendah. Namun, Menteri Energi AS, Rick Perry menyatakan bahwa pemerintah tidak memiliki rencana untuk melepaskan minyak SPR.
Pernyataan Donald Trump dalam sebuah konferensi pers pada hari Rabu, justru menambahkan dukungannya untuk kenaikan harga minyak saat ini. Ia mendesak sekutu dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk memberikan sanksi terhadap ekspor minyak mentah Iran.
Harga minyak mentah telah didorong oleh keputusan Trump untuk menarik keluar perjanjian ekspor minyak Iran. AS justru ingin membatasi ekspor Iran secara tajam. Trump, pada saat yang sama, telah mendinginkan OPEC karena naiknya harga minyak. Minggu lalu, dia men-tweet bahwa organisasi produsen minyak ini harus bertindak untuk “menurunkan harga sekarang!”.
Tapi akhir pekan lalu di Aljazair, anggota OPEC dan produsen minyak mentah nonmember, yang dikenal sebagai Joint OPEC-non-OPEC Ministerial Monitoring Committee, memberikan penilaian formal adanya kekurangan minyak sebanyak 2 juta barel karena sanksi kepada Iran.
Penurunan harga minyak mentah pada perdagangan Rabu menyusul laporan dari Biro Informasi Energi AS yang menunjukkan bahwa pasokan minyak mentah domestik secara tak terduga naik 1,9 juta barel untuk pekan yang berakhir 21 September. Ini merupakan kenaikan mingguan pertama dalam enam minggu terakhir. (Lukman Hqeem)