ESANDAR, Jakarta – Harga Emas dalam perdagangan bursa berjangka pada hari Kamis (27/09) berakhir di posisi terendah dalam hampir enam minggu. Sentimen negatif bersumber dari penguatan Dolar AS. Indeks dolar bergerak lebih tinggi setelah Federal Reserve mengumumkan kenaikan suku bunganya.
Indikator ekonomi terkini yang dirilis oleh pemerintah AS menunjukkan angka produk domestik bruto di kuartal kedua naik. Hal ini semakin menekan logam mulia, sebagai penegas kondisi ekonomi AS yang solid dan meringankan The Federal Reserve dalam menaikkan suku bunga kembali. Laju pertumbuhan ekonomi yang kuat ini memvalidasi pandangan yang hawkish dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
Sehari sebelumnya, the Fed menaikkan suku bunga federal untuk ketiga kalinya tahun ini, ke kisaran antara 2% – 2,25%. Mereka juga mengisyaratkan akan menaikkan sekali lagi di akhir tahun ini. Indek dolar naik 0,7% pada 94.838 dalam transaksi Kamis.
Pada hari Kamis, harga emas untuk kontrak perdagangan bulan Desember, ditutup turun $ 11.70, atau 1%, menetap di harga $ 1,187.40 per troy ons. Berdasarkan kontrak teraktif, logam mulia mendekati penyelesaian terendah sejak Agustus. 17. Kontrak ditutup pada level terendah dalam tiga minggu.
Dalam perdagangan elektronik sesaat setelah pengumuman the Fed, Rabu, kontrak bergerak lebih tinggi dan menyentuh $ 1,202.
Meskipun The Fed menaikkan suku bunga, sebagaimana yang diperkirakan, namun bank sentral ini juga menciptakan ambiguitas dalam kebijakan moneter dimasa depannya.
Pernyataan yang bersifat hawkish, ditimpali dengan nada kurang optimis akan prospek jangka panjang perekonomian, terlebih dengan perkembangan perang dagang yang dilancarkan AS. Hal ini cukup membuat Dolar AS bergerak dalam kisaran tipis.
Emas memang sensitif terhadap tingkat yang lebih tinggi karena mereka mendorong imbal hasil obligasi, mengurangi daya tarik bullion sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil. Tren penguatan dolar membuat emas lebih mahal untuk pembeli dengan mata uang lainnya.
Harga emas berdasarkan kontrak teraktif telah menurun hampir 11% sejauh ini di 2018 sementara indeks dolar naik sekitar 2,8%, keduanya bergerak sebagian besar terkait dengan pengetatan Fed. Secara teknikal, tren penurunan masih membayangi perdagangan di akhir pekan ini.
Pada hari Kamis, pemerintah AS menyatakan bahwa Klaim Pengangguran AS menurun, lebih rendah dari yang diperkirakan namun angkanya melonjak ke posisi tertinggi sejak Agustus kemarin. Indikator lain menunjukkan PDB riil AS untuk kwartal kedua meningkat pada angka 4,5%, terbesar sejak Februari.
Katalis besar berikutnya untuk menentukan pergerakan harga emas adalah data inti PCE besok dalam laporan pendapatan dan pengeluaran pribadi, yang merupakan indikator inflasi yang disukai Fed. Tanpa adanya peningkatan inflasi, tren penurunan emas akan menguat. (Lukman Hqeem)