ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berakhir turun pada perdagangan akhir pekan lalu. Jatuhnya harga logam mulia ioleh dorongan kenaikan bursa saham AS dan daya apung baru dalam dolar dikombinasikan untuk memberikan angin sakal kaku untuk bullion. Sentimen negatif juga berasal dari rencana pertemuan Federal Reserve yang diperkirakan akan menghasilkan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi pada minggu ini.
Untuk kontrak pengiriman logam mulia di bulan Desember, harga turun $ 10, atau 0,8%, di $ 1,201.30 per troy ons. Ini menandai penutupan terendah sejak 14 September. Untuk minggu ini, emas membukukan kenaikan mingguan tipis pisau kurang dari 0,1%.
Indek dolar AS sendiri naik 0,4% pada 94,25. Kenaikan ini mencukur penurunan yang terjadi sepanjang minggu ini, dengan berakhir dalam catatan mingguan naik sekitar 0,7%. Dolar dan emas, yang terutama dihargai dalam mata uang AS, cenderung bergerak terbalik.
Sejauh ini, harga emas masih gagal untuk bertahan di atas $ 1,200 per troy ons. Ini merupakan kisaran harga yang penting bagi emas sebagai indikasi bahwa logam akhirnya bisa menguat. Penguatan emas lebih lanjut memang tertahan dengan hasil signifikan Dow Jones dan indeks S & P 500 dimana masing-masing indek saham tersebut memperpanjang rekor reli kenaikannya. Ini mencerminkan selera investor pada aset yang lebih aman mengalami penurunan.
Sejauh ini, perhatian pasar akan tertuju pada pergerakan mata uang dengan keputusan suku bunga AS minggu ini . Para pembuat kebijakan The Federal Reserve akan bertemu untuk pertemuan dua hari yang berakhir 26 September. Mayoritas pelaku pasar meyakini bahwa 90% kemungkinan kenaikan suku bunga akan dinaikkan sebesar seperempat poin.
The Fed sebelumnya telah mencatat empat kenaikan hingga kini dan diperkirakan akan ada lagi kenaikan suku bunga pada bulan Desember nanti. Pun demikian, para pialang telah menunjukkan beberapa ketidakpastian dalam kepercayaan sejumlah indikator yang menunjukkan adanya perlambatan. Hal ini tentu menambah ketidakpastian dalam perdagangan dan cegukan dalam ekonomi global.
Menariknya adalah The Fed diharapkan untuk memperbarui panduan pergerakan suku bunga hingga tahun 2020 bahkan 2021. Kabar ini tentu berimplikasi pada pergerakan dolar dan emas secara khusus. Dengan kecenderungan yang ada, rencana kenaikan suku bunga setiap kwartal kemungkinan masih akan berlanjut.
Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan juga akan terus berlanjut pada tingkat potensial, tingkat pengangguran turun, inflasi bisa melampui atau sesuai target The Fed. Oleh sebab itu kiranya perlu The Fed memberikan arahan kebijakan suku bunga hingga 2021. Bila demikian, Itu akan menjadi bullish untuk dolar, dan menjadi tekanan pada harga emas untuk naik. Bagaimanapun juga, suku bunga yang lebih tinggi akan meningkatkan dolar. Tahun ini saja, telah mengangkat greenback lebih dari 2%. Kenaikan ini sontak memangkas permintaan untuk emas. (Lukman Hqeem)