ESANDAR, Jakarta – Harga emas merosot kembali, ketiga kalinya secara berturut-turut. Harga menetap dikisaran terendah dalam sepekan.
Sentimen yang mendorong jatuhnyanya harga logam mulia adalah penguatan Dolar AS. Indikator ekonomi terkini memperbesar harapan kenaikan suku bunga The Fed. Hal ini semakin memperkuat posisi Dolar AS atas mata uang lainnya, dan memukul harga emas.
Pada hari Rabu, pemerintah AS mengumumkan pertumbuhan ekonomi kwartal kedua. Perekonomian mengalami perkembangan lebih cepat dari perkiraan. Pasar semakin yakin, suku bunga Fed akan naik di bulan September ini.
Harga Emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember turun $ 6,50, atau 0,5%, menetap di $ 1,205 per ons. Ini merupakan penutupan terendah untuk kontrak paling aktif dalam seminggu. Sejauh ini harga emas diperdagangkan kisaran 0,7% lebih rendah selama sepekan.
Pada hari Rabu, emas ditutup pada catatan suram di belakang revisi naik ke data produk domestik bruto AS kuartal kedua, ke tingkat tahunan ekspansi 4,2% dari 4,1%, bertahan di sekitar tingkat pertumbuhan PDB terbaik dalam waktu sekitar empat tahun. Ekspansi ekonomi yang sehat diharapkan setidaknya menjaga pembuat kebijakan di Fed di jalur untuk menormalkan suku bunga, menaikkan suku mungkin dua kali lebih banyak sebelum akhir 2018, yang dapat memberikan tantangan lebih lanjut untuk emas dengan mengangkat uang dan suku bunga bersama-sama.
Indeks dolar AS selama sepekan mencatat penurunan 0,4%, tetapi diperdagangkan naik 0,2% pada hari Kamis. Imbal Obligasi AS 10-tahun sedang menguji kisaran 2,87%. Selama sepekan juga naik, yang dapat menciptakan beberapa resistensi untuk kenaikan harga logam mulia.
Dolar yang lebih lemah dapat membuat aset yang dipatok dolar lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan unit moneter lainnya, tetapi peningkatan imbal hasil dapat mengurangi daya tarik bullion yang tidak menawarkan imbal hasil.
Harga Emas Masih Berpeluang Naik
Emas tetap bertahan di atas $ 1.200 dimana tidak adanya sentiment katalis yang signifikan akan mendorong harga terus mengayun. Sentiment penurunan baru-baru ini dianggap lemah, sehingga beberapa pialang yang optimis, meyakini prospek logam kuning akan naik. Bagi mereka, harga emas masih terlihat bullish selama perdagangan bertahan dalam kisaran $ 1,196- $ 1,200. Kemampuan bertahan dalam kisaran ini akan membuka peluang kenaikan ke $ 1.233 per troy ons. Waspadai koreksi harga emas yang menembus level support krusial, dimana aksi jual bisa terkonfirmasi setidaknya di bawah harga $ 1.196.
Potensi jual terbuka dengan latar belakang historis. Dimana periode ini biasanya permintaan fisik emas akan lemah. Baik Cina dan India yang merupakan konsumen terbesar didunia mereda dalam bulan September. (Lukman Hqeem)