ESANDAR, Jakarta – Pemerintah Korea Selatan akan memangkas tagihan listrik untuk rumah tangga sementara untuk Juli dan Agustus di tengah gelombang panas selama berminggu-minggu di negeri Ginseng ini.
Hari ini, Menteri Perdagangan, Industri dan Energi Korea Selatan, Paik Un-gyu mengatakan usai menghadiri pertemuan pemerintah dengan pejabat Partai Demokrat (DP). Kebijakan pemerintah ini diambil untuk meringankan beban rumah tangga dalam hal tagihan listrik yang lebih tinggi di tengah cuaca yang terik.
Pertemuan itu terjadi karena negara itu telah dicengkeram oleh cuaca yang sangat panas selama berminggu-minggu dengan suhu di Seoul mencapai rekor 39,6 C pada Rabu lalu. Gelombang panas yang memecahkan rekor menimbulkan kekhawatiran tentang tagihan listrik yang lebih tinggi untuk rumah tangga.
Presiden Moon Jae-in menginstruksikan pada hari Senin untuk menyusun langkah-langkah guna mengurangi beban rumah tangga yang disebabkan oleh kenaikan tarif listrik untuk Juli dan Agustus, dan meningkatkan diskon untuk tarif listrik bagi keluarga berpenghasilan rendah dan fasilitas kesejahteraan sosial.
Korea Selatan menerapkan tarif listrik tambahan hanya untuk rumah tangga, yang dikenakan tarif lebih tinggi semakin banyak listrik yang mereka gunakan. Sistem ini memberikan beban yang lebih berat bagi rumah tangga daripada industri, yang tarif listriknya berubah tergantung pada musim dan waktu. Listrik untuk penggunaan industri menyumbang lebih dari setengah konsumsi energi total negara.
Sejauh ini, menurut Menteri, negara tidak memiliki masalah pasokan. Negara telah meningkatkan kapasitas pasokan listrik dan cadangan listrik aman, katanya. Kementeriannya sebelumnya memperkirakan bahwa permintaan energi pada bulan Agustus akan mencapai rekor tertinggi Juli 92,5 juta kilowatt (kW). Pemerintah mengatakan bahwa cadangan listrik mencapai sekitar 6,81 juta kW.
Pada pertemuan hari Selasa, pejabat pemerintah dan Partai Demokrat akan memutuskan berapa banyak tagihan listrik tambahan akan dibatasi. Ada wacana untuk merevisi undang-undang kelistrikan pada bulan Agustus yang menetapkan gelombang panas dan dingin dalam bentuk bencana alam.
Keputusan pemerintah mengurangi tagihan listrik, berimbas pada penurunan saham Korea Electric Power Corp (KEPCO) yang dikelola negara Korea Selatan. Pada hari Senin, KEPCO telah tergelincir 2,51 % berakhir pada 31.050 won (US $ 27,56. Ini merupakan level terendah sejak 19 Juli. Selama empat sesi terakhir, harga saham menukik 7,25 % untuk menghapus 1,44 triliun won dalam kapitalisasi pasarnya.
Kekalahan itu terutama datang, menurut para analis, ketika pemerintah menetapkan untuk memangkas tagihan energi secara sementara sebagai bagian dari upaya meringankan beban bagi publik yang menderita akibat gelombang panas terik yang telah mencengkeram seluruh bangsa selama beberapa minggu.
Ukuran ini tampaknya telah merusak selera investor untuk perusahaan publik, yang telah dipengaruhi oleh berita bahwa KEPCO kehilangan statusnya dari penawar yang dipilih untuk mengakuisisi 100 persen saham dalam proyek NuGen yang dimiliki oleh Toshiba Corp. Proyek senilai 21 triliun won ini dimaksudkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Inggris.
Perubahan seperti itu terjadi ketika Inggris memutuskan untuk mempertimbangkan adopsi model dasar aset yang diatur untuk proyek tersebut, dan pemerintah Seoul mendorong untuk mengadakan pembicaraan dengan negara Eropa dan perusahaan Jepang untuk melanjutkan proyek “dengan cara yang melayani kepentingan dari semua pihak, “kata para pejabat.
Selain perkembangan tersebut, saham KEPCO juga turun karena berafiliasi dengan Korea South-East Power Co. Hasil penyelidikan diduga ada pelanggaran sanksi Dewan Keamanan PBB dengan mengimpor batubara dari Korea Utara. Investor tampaknya khawatir tentang dampak peristiwa-peristiwa baru-baru ini. Pengamat pasar memperkirakan dampak terbatas, bahwa pemotongan sementara tagihan listrik ini menyebabkan harga unit listrik turun hanya 0,2 %.
Saham Korea Selatan dibuka sedikit lebih rendah pada Selasa meskipun keuntungan semalam di Wall Street karena institusi melepas saham berkapitalisasi besar. Dimana Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) naik tipis 1,68 poin, atau 0,07 %, menjadi 2,284.82 dalam 15 menit pertama perdagangan. Sementara pada awal perdagangan minggu ini bursa saham AS berakhir lebih tinggi oleh dorongan laporan emiten kuartal kedua yang sehat. Indek S&P bertambah 0,35 % , Indeks Nasdaq naik 0,61 % dan Indeks Dow Jones naik 0,16 %. Sejumlah saham unggulan di bursa Seoul dibuka bervariasi, dimana saham teknologi memimpin kenaikan. Saham Samsung Electronics naik 0,55 % , dan SK hynix naik 1,01 %. Mata uang lokal diperdagangkan pada 1.125 won terhadap dolar AS, atau turun 1 won dari penutupan sesi sebelumnya. (Lukman Hqeem)