ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berakhir lebih rendah dalam perdagangan di bursa berjangka pada hari Kamis, dalam perdagangan yang berombak kembali. Jatuhnya harga sebagian besar didorong penguatan Dolar AS yang kembali menjepit Logam Mulia di dekat harga terendahnya ditahun 2018 ini.
Untuk Emas dengan pengiriman bulan Agustus harganya turun $ 6,10, atau 0,5%, ke $ 1,225.70 per ounce. Sebelumnya telah mencapai harga di $ 1,224, yang merupakan posisi terendah untuk kontrak paling aktif selama satu tahun ini. Desakan Dolar AS diperkirakan masih akan membayangi perdagangan logam mulia selanjutnya.
Faktor eksternal lain yang mempengaruhi jatuhnya harga emas adalah penurunan Euro. Seperti yang diharapkan, Bank Sentral Eropa memutuskan untuk tidak mengubah strategi kebijakan moneter pada hari Rabu kemarin. Dibulan Juni, mereka telah memutuskan akan menghentikan pembelian aset pada akhir tahun ini. ECB juga menegaskan bahwa kenaikan suku bunga tidak akan berlangsung hingga akhir 2019. Keputusan ini membuat EURUSD tertekan dan memberikan daya ungkit Dolar AS sehingga merugikan Emas.
Presiden ECB Mario Draghi mengatakan pertumbuhan zona euro muncul pada jalur “solid dan berbasis luas” setelah melambat pada kuartal pertama. Ditegaskan kembali olehnya bahwa ECB memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pinjamannya sebesar 0%, sementara tingkat yang dibayarkan untuk deposito yang diparkir semalam di bank sentral tetap pada minus 0,4%. ECB juga menegaskan kembali rencananya untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini hingga musim panas 2019.
Indek Dolar AS DXY yang mengukur mata uang AS terhadap enam saingan utamanya, naik 0,4% pada 94,77. Euro melemah paska keputusan ECB ini. Dolar yang lebih kuat dapat membuat harga komoditas dalam mata uang lebih mahal dibandingkan dengan yang menggunakan unit moneter lainnya. Harga emas berjangka turun sekitar 6,6% pada 2018. Setelah turun 9,8% selama 2017, untuk kinerja tahunan terburuknya sejak 2001.
Sementara itu, Federal Reserve telah menaikkan suku bunga pada bulan Juni kemarin. Menandai kenaikan untuk ketujuh kalinya sejak Desember 2015. Ekspektasi pasar, sebagian besar berdasarkan sinyal Fed, adalah dua kali kenaikan lagi di tahun ini.
Imbal hasil Obligasi AS 10-tahun telah mendekati 3%, puncak dalam enam minggu ini. Berada pada angka 2,97%. Tingkat imbal hasil ini akan mengurangi daya tarik komoditas seperti emas yang tidak menawarkan imbal hasil atau bunga.
Sejumlah analis mempertanyakan kemampuan emas untuk tetap berada di bawah tingkat tekanan saat ini. Memang penguatan Dolar AS akan membebani Emas setidaknya dalam beberapa bulan kedepan, hingga ke paruh kedua tahun ini. (Lukman Hqeem)