ESANDAR, Jakarta – Bursa Saham di Asia Pasifik berakhir beragam pada perdagangan hari Kamis (26/07). Terjadi sedikit penurunan di Australia, Cina, Hong Kong dan Jepang diimbangi oleh kenaikan lebih besar di pasar negara berkembang seperti Korea Selatan, Indonesia dan Singapura.
Isyarat perdagangan menurun karena investor menanggapi pergeseran aset silang menyilang seperti jatuhnya Dolar AS semalam dan imbal hasil Obligasi AS serta naiknya kembali harga minyak dan emas. Indek S&P 500 hanya turun 0,2%, tetapi dipasar berjangka untuk saham-saham teknologi kelas berat di Indek Nasdaq justru turun tajam hampir 1% menyusul penurunan tajam dalam saham Facebook dalam perdagangan setelah penutupan pasar di hari Rabu.
Tak heran bila Indek Nikkei Jepang pada hari ini mengalami penurunan. Nikkei turun sedikit, setelah saham pembuat robot Fanuc berbalik arah, turun 2,5%, menghapus sebagian besar keuntungan minggu ini dan menempatkan penurunan tahun ini di 21%. Saham Eisai jatuh setelah berita bahwa FDA AS mengatakan lebih banyak pengujian diperlukan untuk uji coba obat Alzheimer di tengah-tengah upaya yang sama dilakukan terhadap Biogen. Saham Biogen mengakhiri perdagangan setelah jam kerja di AS dengan turun 11% dan Eisai merosot 16% di Tokyo, turun separuh dari lonjakan saham ini selama bulan ini.
Bursa saham Cina juga turun lebih rendah, tekanan berasal dari saham-saham sektor baja dan komputer. Indek Shanghai turun 0,3% sementara Indek Shenzhen turun 0,2%. Meski demikian, saham-saham di sektor perbankan dan properti tetap stabil.
Indek Saham Hang Seng Hong Kong tergelincir, dimana HSI, turun 0,5%. Saham Ping An Insurance naik 1% awal, lalu berbalik arah dan masuk ke zona merah, sementara nama yang terkait dengan properti berhasil. Tetapi saham HSBC turun sekitar 1% dan pembuat komponen smartphone AAC melemah 1,5%.
Di tempat lain, Indek Kospi Korea Selatan naik, dimana saham pembuat chip SK Hynix mendapat dorongan setelah membukukan rekor laba. IHSG Indonesia juga naik. (Lukman Hqeem)