ESANDAR, Jakarta – Mata uang Turki, Lira melonjak pada saat pasar mata uang dibuka hari Senin (25/06). Pasar merespon positif kemenangan Tayyip Erdogan dalam pemilihan Presiden dan Parlemen hari Minggu.
Lira naik sekitar 0,5% terhadap dolar AS dan euro, setelah naik sebanyak 1,8% pada awal jam perdagangan Asia-Pasifik ke level terkuatnya dalam waktu sekitar dua minggu.
Surat suara yang dihitung tinggal 2% , namun Erdogan telah menerima 52,5% suara, cukup untuk menghindari pemilihan putaran kedua. Selain itu, partai Erdogan mendapatkan mayoritas di parlemen.
Meski menguat, kenaikan ini diperkirakan tidak akan lama. Karena investor akan kembali beralih ke kekhawatiran jangka panjang tentang Turki dan stabilitas nasional.
Presiden Recep Tayyip Erdogan terpilih sebagai Presiden Turki dan siap memperpanjang kekuasaannya hingga 15 tahun. Barat menilai pemerintahannya akan semakin otoriter. Turki dalam NATO dianggap paling sering menentang, meskipun posisi negara ini cukup strategis.
Menurut kantor berita Turki, Anadolu melaporkan bahwa lawan terdekatnya, Muharrem Ince, seorang anggota parlemen dari Partai Rakyat Republik yang lebih sekuler, mengumpulkan 30,8%. Partai Erdogan dan aliansinya mengumpulkan 53,6% suara dalam pemilihan legislatif, yang memungkinkan presiden bisa mempertahankan kendali atas parlemen, Anadolu melaporkan.
Dalam sambutannya, Ia mengatakan bahwa “Bangsa ini telah memberi saya tugas sebagai presiden”, dalam pidato kemenangan dari Istanbul. Di Ankara, para pengemudi membunyikan klakson dan pendukung mereka melambai-lambaikan bendera Turki di sepanjang jalan utama ibukota tersebut. Erdogan berkampanye dengan mottonya bahwa “Turki yang hebat membutuhkan seorang pemimpin yang kuat.”
Namun, oposisi yang tidak biasa bersatu, mengatakan jumlah yang dirilis oleh Anadolu dimanipulasi, hal ini bisa membawa Turki dalam ketegangan dan ketidakpastian lebih lanjut, bahkan terkait hubungan antara Barat dan Timur Tengah. (Lukman Hqeem)