ESANDAR, Jakarta – Dolar AS sedikit terbungkam dalam perdagangan hari rabu (20/06). Perdagangan berlangsung sangat tenang setelah sehari sebelumnya digenjot oleh kekhawatiran perang dagang AS – Cina. Indek Dolar AS turun tipis ke 95,095, setelah menyentuh puncak tertinggi dalam 11 bulan pada hari Selasa.
Sehari sebelumnya, terjadi kegelisahan pasar menyusul ancaman pemerintah AS akan mengenakan tarif impor tambahan senilai 400 miliar dolar bagi Cina. Bahkan Washington mengingatkan agar Beijing tifak akan melakukan aksi pembalasan.
Akibatnya, invesntor ketakutan dan melarikan diri ke aset yang dianggap lebih aman seperti yen Jepang, mata uang yang populer selama masa ketidakpastian global. Namun, kurangnya pemberitaan yang bisa menjadi sentiment pada perdagangan hari Rabu, membuat kepanikan investor mereda. Akhirnya perdagangan di pasar mata uang bisa relatif datar.
Yen mengalami koreksi, dimana pada perdagangan USDJPY mundur sedikit, satu dolar bisa membeli ¥ 110,43, dibandingkan dengan ¥ 110,06 pada perdagangan hari Selasa lalu di New York.
Perhatian pasar juga tertuju pada pertemuan forum Bank Sentral Eropa di Sintra, Portugal. Mereka menunggu pernyataan sejumlah pejabat tinggi bank sentral. Secara khusus, perhatian lebih besar ditujukan pada pernyataan yang disampaikan oleh Presiden ECB Mario Draghi, Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell, Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda, dan Gubernur Reserve Bank of Australia Philip Lowe.
Menjadi pihak yang paling ditunggu, para pucuk pimpinan bank sentral tersebut sangat berhati-hati dalam komentar mereka. Baik Draghi dan Powell sama-sama setuju dalam memberikan penilaian bahwa akan terlalu dini untuk mengatakan bagaimana kebijakan tarif yang diumumkan oleh Trump bisa menjadi ancaman dan memengaruhi kebijakan moneter. Meskipun mereka juga akan melakukannya, sementara Kuroda menambahkan bahwa ekonomi Jepang bisa melihat dampak tidak langsung yang signifikan dari ketegangan perang dagang yang meningkat ini.
Sehari sebelumnya, Mario Draghi menyoroti ketegangan ini dan memberikan pesan bernada dovish tentang kebijakan moneter di Sintra. Dikatakan olehnya bahwa mereka dapat memperpanjang program pembelian obligasi jika diperlukan. Euro dalam perdagangan EURUSD, akhirnya turun di $ 1,1585.
“Beberapa pelaku pasar berpikir dia mungkin menggunakan pidatonya untuk melawan interpretasi dovish pasar dari komentarnya,” kata Marshall Gittler, kepala strategi di ACLS Global. “(namun) Jelas bagi saya bahwa isu perdagangan kali ini adalah perubahan kebijakan moneter yang akan berlaku untuk pasangan euro-dolar, yang kemungkinan akan memimpin dolar lebih tinggi, dengan asumsi bahwa perang dagang Trump tidak mendorongnya loncat dari tebing.” (Lukman Hqeem)