ESANDAR, Jakarta – Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akhirnya menandatangani perjanjian untuk bekerja menuju denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea pada hari Selasa, setelah beberapa jam pembicaraan tertutup yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Trump menggambarkan deklarasinya sebagai “sangat penting” dan “cukup komprehensif,” tetapi pada awalnya menolak untuk mengungkapkan langkah-langkah apa yang dikandungnya. Namun, foto dari dokumen yang dirilis oleh Reuters menunjukkan kedua pihak telah berjanji untuk mengembangkan hubungan baru dan melanjutkan negosiasi.
Selain itu, menyerukan kepada kedua belah pihak untuk memulihkan sisa-sisa tahanan perang dan mereka yang hilang dalam aksi dalam Perang Korea, dan untuk memulangkan mereka. Sebagaimana dimuat oleh Reuters, kesepakatan ini mencakup empat poin utama.
“Yakin bahwa pembentukan hubungan baru AS – DPRK akan memberikan kontribusi bagi perdamaian dan kemakmuran Semenanjung Korea dan dunia, dan mengakui bahwa membangun kepercayaan bersama dapat mempromosikan denuklirisasi Semenanjung Korea, Presiden Trump dan Presiden Komisaris Kim Jong Un berikut ini:
- Amerika Serikat dan DPRK berkomitmen untuk membangun hubungan baru AS-DPRK sesuai dengan keinginan masyarakat kedua negara untuk perdamaian dan kemakmuran.
- Amerika Serikat dan DPRK akan bergabung dengan upaya mereka untuk membangun rezim perdamaian yang abadi dan stabil di Semenanjung Korea.
- Menegaskan kembali Deklarasi Panmunjom 27 April 2018, DPRK berkomitmen untuk bekerja menuju denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea.
- Amerika Serikat dan DPRK berkomitmen untuk memulihkan POW / MIA tetap, termasuk pemulangan segera dari mereka yang sudah diidentifikasi. ”
Penandatanganan perjanjian ini telah dikonfirmasi dalam sebuah postingan Twitter dari Departemen Luar Negeri AS. Meski demikian, sejumlah orang telah mengkritik perjanjian tersebut karena kurangnya komitmen yang solid oleh Pyongyang untuk bertindak seperti penutupan situs nuklir, sementara yang lain mengatakan itu tidak jelas rinciannya.
Langkah itu muncul di akhir negosiasi yang berpusat pada tujuan Washington untuk membujuk Pyongyang agar setuju membatalkan program nuklirnya. Pembicaraan dimulai jam 9 pagi waktu setempat, atau jam 9 malam. Waktu AS Timur, dengan rapat 38 menit antara Trump dan Kim sendiri kecuali untuk penerjemah. Para pembantu kemudian dibawa masuk untuk dua jam negosiasi, diikuti dengan makan siang bersama. “Kedua belah pihak akan terkesan dengan hasilnya,” kata Trump, menurut AP. (Lukman Hqeem)