ESANDAR, Jakarta – Bursa Saham Korea Selatan dibuka lebih tinggi pada perdagangan Senin (11/06). Para investor melakukan aksi beli kembali.
Harapan para investor meningkat menjelang KTT bersejarah antara para pemimpin Amerika Serikat dan Korea Utara. Indek Korea Composite Stock Price Index, KOSPI naik 8,04 poin, atau 0,33 %, menjadi 2.459,62 dalam 15 menit pertama perdagangan.
Sejumlah saham unggulan diperdagangkan beragam, dengan saham sektor baja memimpin kenaikan. Sektor ini meningkat dengan harapan adanya proyek-proyek pembangunan di Korea Utara. Saham POSCO melonjak 2,64 % , dan saingannya yang lebih kecil Hyundai Steel naik 1,15 %. Samsung Electronics naik 0,3 %, dan SK hynix, melonjak 1,36 %.
Ditengah nuansa positif ini, saham Hyundai Motor terkoreksi 0,71 %, dan LG Chem anjlok 2 %. Mata uang nasional diperdagangkan pada 1.073,5 won terhadap dolar AS, naik 2,7 won dari penutupan sesi sebelumnya.
Semua mata tertuju ke Singapura, di mana Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un akan mengadakan pembicaraan tentang program senjata nuklir Utara pada Selasa (12/06).
Sementara itu, perekonomian Korea Selatan diperkirakan akan tumbuh 2,8 % dengan adanya kenaikan lapangan kerja sekitar 198.000 pekerjaan baru dibuat tahun ini, demikian pernyataan sebuah think tank lokal pada hari Minggu (10/06).
Perkiraan pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan yang dibuat oleh pemerintah dan bank sentral. Hyundai Research Institute (HRI), lembaga think tank tersebut mengatakan bahwa estimasi ini didasarkan pada fakta bahwa baik indeks komposit coincident dan komposit indikator terkemuka yang telah jatuh sejak tahun lalu. Selain itu juga pada ketergantungan negara pada investasi persediaan untuk pertumbuhan dan statistik ketenagakerjaan yang buruk.
HRI mengklaim bahwa ekonomi secara keseluruhan mungkin memasuki “periode resesi” bukan fase retret “sederhana”. “Ada kebutuhan kritis bagi negara untuk mengatasi risiko penurunan pada saat ini, dan kegagalan untuk melakukannya dengan cara yang efektif bisa membuat sulit untuk bahkan menarik pertumbuhan tahunan 2,8 persen,” kata HRI.
Ini menurunkan perkiraan pertumbuhan dalam investasi konstruksi dan fasilitas sementara menyesuaikan angka dalam hal konsumsi. HRI mengatakan pertumbuhan investasi fasilitas bisa turun menjadi 3,9 %, dengan konstruksi diperkirakan akan naik 0,6 % dari perkiraan sebelumnya 0,9 %. Angka untuk konsumsi naik tipis hingga 2,7 % vis-a-vis perkiraan sebelumnya sebesar 2,6 %.
Namun, HRI mengingatkan bahwa pelonggaran ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea dan harapan kerjasama ekonomi antar-Korea yang lebih besar dapat meningkatkan pertumbuhan.
Di sisi ekspor, HRI mengatakan Korea Selatan bisa membukukan 6,2 % keuntungan tahunan, turun dari pertumbuhan 15,8 % yang diposkan untuk 2017. Dikatakan bahwa jumlah pekerjaan baru akan dipangkas dari 316.000 yang dilaporkan untuk tahun lalu, dengan tingkat pengangguran negara untuk berdiri di 3,8 %, kenaikan 0,1 poin persentase dari 2017.
“Masalah struktural bisa menahan pertumbuhan, kecuali beberapa langkah kuat diambil, sehingga negara tidak tertinggal di belakang,” kata seorang peneliti.
Sementara itu, pertumbuhan 2,8 % umumnya sejalan dengan perkiraan yang dirilis oleh LG Economic Research Institute, Korea Institute of Finance dan Korea Economic Research Institute, tetapi lebih rendah dari pertumbuhan 3 % yang diprediksi oleh pemerintah Seoul, Bank of Korea dan International Dana Moneter.
Hasil survey tersebut selaras dengan data ekonomi terkini. Ekspor handset Korea Selatan turun ke level terendah dalam 15 tahun terakhir ini selama periode Januari-April. Salah satu sebabnya adalah meningkatnya persaingan dengan produk Cina.
Menurut data yang dipaparkan pada hari Senin (11/06) oleh Kementrian Sains dan TIK dan Statistik Korea, mengatakan bahwa negara itu mengirimkan handset senilai 4,8 miliar dolar AS dalam periode empat bulan, turun 26 % dari periode yang sama tahun lalu. Ini menandai angka terendah sejak $ 4,5 miliar yang diposkan selama empat bulan pertama tahun 2003. Ekspor handset Korea Selatan telah mencapai $ 11,6 miliar pada tahun 2008.
Ekspor handset negara itu belakangan mundur ke $ 5,7 miliar, dan sempat menguat antara $ 8-9 miliar setelah tahun 2014 menyusul meluasnya penjualan smartphone. Namun, ekspor handset Korea Selatan terus turun kembali mulai tahun 2016 ketika saingan Cina meluncurkan perangkat yang lebih kompetitif di pasar. Perusahaan lokal juga memproduksi lebih banyak smartphone di luar negeri daripada di rumah, dengan akuntansi produksi luar negeri sebesar 91 % dari total pada 2017, dibandingkan dengan hanya 16 % yang dilaporkan pada tahun 2010.
Menurut wilayah, ekspor handset Korea Selatan ke Cina turun 27,4 % menjadi $ 340 juta pada bulan April dari tahun sebelumnya. Pengiriman ke Amerika Serikat juga menurun 40,8 % menjadi $ 390 juta selama periode yang disebutkan.
Pengamat industri mengatakan perusahaan teknologi Korea Selatan harus fokus pada upaya meningkatkan daya saing mereka terhadap saingan Cina dan mengatur strategi pemasaran yang lebih baik untuk pasar Cina. (Lukman Hqeem)