ESANDAR, Jakarta – Harga Emas mengawali perdagangan minggu ini dengan bergerak turun. Menetap di bawah $ 1,300 per troy ounce, harga emas turun untuk kedua sesi berturut-turut. Penguatan indeks saham acuan AS dan imbal hasil Obligasi menumpulkan minat investasi pada logam mulia.
Untuk kontrak pengiriman bulan Agustus, harga Emas turun $ 2, atau hampir 0,2%, dengan menetap di $ 1,297.30 per troy ons. Ini menandai penutupan terendahnya sejak 23 Mei dan menghabiskan sesi perdagangan antara posisi tinggi $ 1,302,30 dan terendah $ 1,293.80.
Indek Dolar AS ICE turun hampir 0.2% pada 94.04. Peralihan penempatan investasi dari emas ke dolar muncul sebagai tindakan antisipasi atas potensi tumbuhnya perdagangan global. Meski demikian, ancaman kegagalan perundingan AS – Cina pada akhir pekan lalu membayangi kenaikan ini. menteri keuangan dari Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan Inggris mengeluarkan teguran langka ke AS dalam pertemuan Kelompok Tujuh (G7) di hari Sabtu.
Harga Emas pada minggu lalu menetap di $ 1,299.30, yang merupakan penutupan terendah sejak 23 Mei. Logam mulia ini mencapai harga terendah baru 2018 pada pertengahan bulan lalu dan dengan penurunan itu, memecahkan kerugian dari kisaran perdagangan $ 1.300 – $ 1.350 di sebagian besar tahun ini.
Jatuhnya harga emas pada minggu lalu, menimbulkan aksi beli kembali. Bahkan jumlah pembalasan ini lebih dari dua kali lipat menjadi 61.000. Meski harga emas untuk naik masih akan berjuang menghadapi dampak membaiknya laporan pekerjaan AS, dikombinasikan dengan harapan kenaikan suku bunga AS pada 13 Juni.
Pada akhir pekan lalu, indikator ekonomi AS terkini terciptanya 223.000 pekerjaan baru di bulan Mei. Hal ini mendorong pengangguran AS turun ke level terendah dalam 18 tahun terakhir di posisi 3,8%. Data ini memperkuat harapan Federal Reserve akan bergerak untuk menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lagi pada 2018 setelah kenaikan suku bunga Maret. Bahkan untuk sementara waktu juga meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga hingga ketiga kali ke sekitar 40%.
Kondisi pasar tenaga kerja yang terus membaik ini akan mendukung The Fed dalam menaikkan suku bunga pada bulan Juni – meskipun ada ketidakpastian akibat proteksionisme perdagangan dan politik Eropa, sehingga ada kemungkinan kenaikan akan dilakukan bertahap. Kenaikan suku bunga riil akan berdampak pada biaya peluang sehingga membuat emas yang tidak memberikan hasil bunga menjadi tidak menarik bagi investor. Tingkat yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan nilai dolar, yang biasanya bergerak berlawanan arah dengan harga emas. (Lukman Hqeem)