ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka berakhir lebih rendah pada hari Selasa (29/05). Dolar AS menguat hingga mendesak logam mulia melayang di atas garis $ 1.300 secara ketat. Emas menemukan dukungan dari kekhawatiran terkait memanasnya suhu politik di zona Euro.
Kekhawatiran politik di Italia merembes ke pasar dunia. Perkembangan yang secara historis mungkin mengirim logam surgawi itu jauh lebih tinggi. Pemilu Italia diperkirakan akan diulang dalam beberapa bulan, yang dapat mendorong gejolak oleh kerusuhan politik, hingga menuju kejatuhan mata uang bersama Euro.
Riskp Appetite, menjadi peluang harga emas menguat, meskipun kenaikan ini akan tertahan dengan penguatan Dolar AS dalam jangka pendek. Belum lagi bayang-bayang kenaikan suku bunga AS, ikut memberatkan harga emas naik dalam jangka menengah dan panjang.
Untuk kontrak pengiriman bulan Agustus, harga emas turun $ 4,90, atau 0,4%, untuk menetap di level $ 1,304.10 per ounce – di atas terendah sesi $ 1,296.60. Harga kontrak teraktif ini naik naik sekitar 1% pada minggu lalu, hingga mampu kembali di atas $ 1.300 setelah mencapai terendah baru untuk 2018 awal Mei.
Harga Emas mendapat dorongan kenaikan pada pekan lalu setelah Presiden Donald Trump mengumumkan pembatalan rencana pertemuan dengan pemimpin Korea Utara pada 12 Juni nanti. Meskipun saat ini ada tanda-tanda bahwa para pejabat antar kedua negara telah berusaha untuk menghidupkan kembali rencana pertemuan.
Indek Dolar AS naik 0,7% menjadi 94,851, membebani harga emas dalam denominasi dolar. Greenback bergerak secara signifikan terhadap euro karena mata uang bersama ini menyentuh level terendah enam bulan terendah terhadap dolar. Presiden Italia Sergio Mattarella pada hari Senin memblokir dua partai anti-pembentukan dari mengambil kekuasaan dengan menolak kandidat euroseptik mereka untuk menteri ekonomi. Mattarella kemudian meminta Carlo Cottarelli, mantan pejabat Dana Moneter Internasional, untuk mencoba membentuk pemerintahan baru.
Pasar kini memperhatikan stabilitas zona euro, mendekati tahap awal dari apa yang bisa menjadi peristiwa risk-off besar-besaran. Para pialang mulai membeli dolar AS versus euro, serta mata uang emerging market. Hal ini bisa menjelaskan mengapa dolar AS meningkat. Hebatnya, emas sendiri telah berperilaku sangat baik ketika diukur di berbagai mata uang utama, dan terus mempertahankan tren kenaikan terhadap dolar AS juga.
Harga Emas tetap rendah meski telah melewati dua rilisan laporan ekonomi. Indeks harga rumah Case-Shiller naik 6,5% dibandingkan dengan tahun lalu di bulan Maret. Pembacaan Mei untuk indeks kepercayaan konsumen Conference Board tetap mendekati angka tertinggi 18 tahun, naik ke 128 dari revisi 125,6 pada bulan April.
Sementara itu, Gubernur Bank Sentral AS wilayah St Louis James Bullard mengatakan pada hari Selasa kemarin bahwa sulit bagi bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga dengan margin besar ketika Bank of Japan dan Bank Sentral Eropa mengejar kebijakan akomodatif. Perbedaan tingkat suku bunga antara AS dan negara ekonomi utama lainnya telah mendorong dolar lebih tinggi, ujarnya saat di Jepang. (Lukman Hqeem)