ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka berakhir naik pada hari Selasa (22/05) karena dolar mundur dari level tertinggi dalam beberapa bulan ini, tetapi logam mulia masih melayang-layang di area level terendah tahun ini.
Untuk kontrak pengiriman bulan Juni, harga Emas naik $ 1,10 dibursa berjangka, atau sekitar 0,1%, menetap di $ 1,292 per troy ons. Harga logam muli saat ini lebih baik, karena telah naik $ 10 dari $ 1,281.20 yang merupakan titik terendah di tahun ini.
Selama seminggu, aset surgawi ini terjebak diarea $ 1,290. Kekuatan emas bertahan di harga saat ini, menunjukkan respons terhadap perkembangan perang dagang dan sentimen geopolitik. Wakil Presiden AS, Pence mengingatkan kepada Korea Utara agar tidak memainkan Presiden AS Donald Trump.
Harga Emas terus merosot di dekat posisi terendah, menunggu momentum dari faktor geopolitik yang masih berputar di sekitar masalah minyak Iran, perang dagang Cina dan nuklir Korea Utara. Sebagian investor menampik bahwa faktor geopolitik mempengaruhi perdagangan saat ini. Dengan pertimbangan bahwa baik perang dagang dan perang dengan Korea Utara sekalipun, tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini.
Sebaliknya, aksi jual justru berpeluang terjadi jika harga emas turun di bawah $ 1,276.20. Hal yang perlu diingat bagwa liburan Memorial Day pada hari Senin di Amerika Serikat dapat menyebabkan kenaikan harga emas pada hari Jumat karena pedagang menuju liburan.
Untuk saat ini, fokus di pasar logam mulia tetap pada kekuatan dolar AS dan diferensial suku bunga yang disukai AS di atas kekuatan ekonomi lainnya. Investor melihat rilis pertemuan kebijakan moneter the Federal Reserve dan sinyal yang terkandung dalam risalah tersebut. Untuk mengindikasikan kenaikan suku bunga Fed di bulan depan dan seterusnya.
Indeks dolar Amerika Serikat menyentuh level terbaiknya sejak akhir tahun lalu pada hari Senin sebelum menarik sedikit dari tanda pada perdagangan Selasa. Bergerak dalam dolar dapat mempengaruhi emas karena logam mulia diperdagangkan dalam greenback. (Lukman Hqeem)