ESANDAR, Jakarta – Poundsterling sempat Terdesak setelah angka Pengangguran di Inggris tetap stabil. Sementara itu, pertumbuhan upah yang tidak termaksuk bonus mengalami kenaikan dalam tiga bulan hingga April, menurut laporan yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional pada hari Selasa.
Jumlah orang yang bekerja di Inggris naik 197.000 dalam tiga bulan hingga April dibandingkan dengan perkiraan untuk peningkatan 129.000. Jumlah klaim, yang mengukur perubahan jumlah orang yang mengklaim tunjangan pengangguran naik menjadi 31.200 selama periode dari 11.600 sebelumnya. Tingkat pengangguran tetap tidak berubah pada 4,2%, sejalan dengan perkiraan. Sementara penghasilan rata-rata, tidak termasuk bonus dalam tingkat tahunan naik 2.9% dalam tiga bulan hingga Maret, dari 2.8% pada periode sebelumnya.
Pada perdagangan Poundsterling, GBPUSD sempat terpukul kembali sehingga jatuh ke 1.341, sedikit lebih rendah dari low 10 Mei (1.3460), kemudian rebound dan berakhir di 1.3506. Meskipun tekanan jual masih menyelimuti pergerakan GBPUSD, fase konsolidasi pair ini belumlah berakhir. Sejak awal bulan ini GBPUSD bergerak sideways dan para bears terus berusaha menekan GBPUSD ke bawah 1.3500 meskipun upaya mereka belum membuahkan hasil signifikan. Sedangkan untuk kerangka waktu intraday, hari ini GBPUSD berpotensi menunjukkan pola pergerakan yang sama dengan kisaran pergerakan potensial 1.3470 hingga 1.3570.
Pada perdagangan hari ini, kemungkinan besar bahwa dolar AS atau greenback sepertinya masih ingin mempertahankan supremasi penguatannya karena nuansa aksi beli lanjutan dolar AS masih bisa terjadi jika data sektor perumahan AS membaik. Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan kemarin, kondisi greenback memberikan tekanannya kepada mata uang utama dunia lainnya.
Nilai dolar AS makin positif untuk perdagangan kemarin, di mana indeks dolar mengalami saat-saat aksi beli lanjutannya dengan pendorong bahwa beberapa data ekonomi AS masih menjadi pendukung terhadap kenaikan suku bunga the Fed, di mana imbal hasil obligasi pemerintah AS sudah melewati level psikologis 3%nya lagi dan merupakan level terbaik selama hampir 5 tahun ini.
Masalah Presiden Trump yang telah membebaskan sebuah perusahaan China, ZTE untuk bisa melakukan bisnisnya kembali di AS langsung dibalas dengan situasi yang positif bahwa tarif impor pertanian AS ke China juga akan dihapuskan. Situasi perang dagang ini tentu menjadi berita positif bagi dolar AS dan bencana bagi emas.
Situasi seperti ini biasanya akan tidak menguntungkan bagi mata uang atau aset non-dolar AS karena potensi safe haven akan hilang ketika investor sudah mulai merasa aman melakukan investasinya dengan mencari aset-aset yang lebih berisiko kembali.
Naiknya suku bunga the Fed tentu akan membuat dolar AS ingin bertahan di level tertinggi 4 bulannya. Harapannya bahwa data sektor perumahan AS berupa izin bangunan dan indeks pembangunan perumahannya juga mengalami situasi yang lebih baik, sehingga peluang kenaikan suku bunga bulan depan makin terbuka lebar.
Perlu dicermati permasalahan denuklirisasi Korea Utara yang sedikit terusik dengan rencana latihan militer bersama antara militer AS dengan Korea Selatan. Pihak Korea Utara untuk sementara akan menunda pertemuannya dengan Korea Selatan karena masalah latihan militer tersebut. Kondisi ini tentu akan menjadi polemik di pasar apakah pertemuan 12 Juni di Singapura antara Presiden Kim dengan Presiden Trump masih bisa dilakukan ataukah akan bubar dengan sendiri. Sisi ini bisa menimbulkan safe haven emas tentunya.
Beberapa data ekonomi non-AS juga akan menjadi perhatian pasar terutama menyangkut kondisi inflasi di zona euro. Beberapa waktu lalu ada pejabat dari ECB menyatakan bahwa ekonomi zona euro akan sangat bagus, namun mereka lupa bahwa kondisi inflasi dan pertumbuhannya cukup kritis di sisi resesi, sehingga pergerakan euro akan menantikan bagaimana inflasinya serta menanti pernyataan dari Mario Draghi.(Lukman Hqeem)