ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia berakhir turun pada perdagangan akhir pekan kemarin. Sektor keuangan mencatat penurunan yang cukup besar karena investor menilai naiknya tingkat suku bunga akan memukul mereka.
Sebagaimana tersiratkan , The Federal Reserve tetap di jalur untuk menaikkan suku bunga secara bertahap, sementara lemahnya inflasi zona euro menimbulkan pertanyaan tentang seberapa cepat Bank Sentral Eropa tersebut akan mulai mengencangkan kebijakan moneternya.
Saham bank-bank besar di Hong Kong dan Korea Selatan turun pada Jumat. Standard Chartered dan HSBC masing-masing turun 2.4% dan 3.5%. HSBC pada hari Jumat mengatakan akan membeli kembali $ 2 miliar saham tetapi melaporkan kenaikan biaya pada kuartal pertama.
Jatuhnya bursa saham Hong Kong pada hari Jumat juga disebabkan dengan arus investasi yang gelisah dari Cina dan kekhawatiran tentang ketegangan perdagangan AS – Cina. Tercatat bahwa ada spekulasi tentang uang Cina yang dialihkan untuk berinvestasi dalam penawaran umum perdana di Cina daratan.
Indeks Hang Seng jatuh dalam enam dari sembilan hari perdagangan terakhir, turun 1,3% dan menandai penurunan mingguan keenam dalam tujuh minggu terakhir. Sentimen negative dari sektor keuangan juga membuat IPO senilai $ 1,1 miliar dari Ping An Healthcare terbukti tidak lancar. Ping An naik hanya sebanyak 7,1% pada menit pembukaan sebelum akhirnya memudar dan tidak berubah pada posisi terendah. Kondisi ini berlawanan dibandingkan dengan lompatan hari melantai dari beberapa debut Hong Kong yang lebih kecil dalam beberapa bulan terakhir.
Indek Korea Selatan Kospi turun 1% karena kelemahan saham keuangan dan penurunan 2,1% oleh saham Samsung Electronics yang memulai aksi perdagangan pertama setelah pemecahan saham 50-untuk-1.
Setelah pergerakan terdiam di Wall Street semalam, sentimen pasar di Asia secara luas berhati-hati karena investor menunggu laporan pekerjaan bulan April. Dalam jangka pendek, setidaknya pada minggu ini sebuah lonjakan kenaikan akan terjadi jika pertumbuhan lapangan kerja AS dalam kondisi lemah. Hal ini karena adanya kemungkinan akan berkurangnya kekhawatiran tentang laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat.
Pasar Jepang sendiri ditutup untuk liburan pada akhir pekan kemarin. Pasar mata uang dan komoditas di seluruh Asia sedikit berubah. (Lukman Hqeem)