ESANDAR, Jakarta – Bursa saham global memperpanjang kenaikan mereka di sesi perdagangan Asia pada hari Jumat (27/04). Sejumlah kekhawatiran investor atas risiko geopolitik mereda.
Ketegangan perdagangan, Korea Utara dan konflik di Suriah telah menjadi faktor besar pada 2018 tetapi dengan pembicaraan perdagangan yang menjulang antara AS dan China dan para pemimpin pertemuan Korea Utara dan Korea Selatan, sentimen mengakhiri pekan ini dengan catatan positif.
KTT antara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dianggap sebagai suatu langkah maju yang baik. Meski terlalu dini untuk mengatakan bahwa jika itu bisa memiliki dampak yang langgeng dan bisa menyelesaikan berbagai masalah dan ketegangan antar kedua negara di Semenanjung Korea tersebut.
Indek KOSPI Korea Selatan paling bernasib terbaik di awal Asia, dengan naik lebih dari 1%. Saham Samsung naik 2% lagi setelah laporan kuartal pertama mereka kemarin. Indek Hang Seng Hong Kong juga naik sekitar 1% setelah penurunan dalam beberapa hari terakhir. Indek Nikkei Jepang naik setidaknya 0,4% Jumat pagi.
Kenaikan secara global juga dipicu penurunan bunga Obligasi AS 10T yang kembali bergerak di bawah level 3%, suatu posisi yang secara psikologis sangat penting. Kini bunga Obligasi tersebut berada di 2,98%.
Perdagangan hari ini juga akan memperhatikan sejumlah faktor fundamental. Bank of Japan akan mengeluarkan pernyataan kebijakan terbaru Jumat, meskipun tidak ada perubahan yang diharapkan. Sementara isu perang dagang AS – Cina juga masih bergelayut, terlalu dini pula untuk mengharapkan kesepakatan besar dari pertemuan ini. Meski demikian, setiap proses perundingan akan selalu dianggap baik untuk sentimen investor.
Di Asia, harga minyak turun 0,3% tetapi dalam kisaran perdagangan yang ketat yang terlihat dalam beberapa hari terakhir karena komoditas tetap di sekitar harga tertinggi dalam 3½ tahun.
Indeks Dolar AS naik 0,5% ke 91,618, level tertingginya sejak pertengahan Januari. Indeks telah mengejar ke posisi tertinggi baru sejak minggu lalu karena meningkatnya imbal hasil Obligasi AS juga memberikan dukungan kepada penguatan dolar AS. (Lukman Hqeem)