ESANDAR, Jakarta – Secara teknis, bagi para pialang Bitcoin yang telah melihat arah pergerakan harga mata uang Kripto ini, setidaknya menemukan pola yang mengisyaratkan kejatuhan yang lebih dalam.
Menggunakan indikator pergerakan harga dalam 50 hari terakhir (MA50), terindikasi jatuhnya mata uang kripto no. 1 didunia ini telah mendekati rata-rata harga selama 200 hari transaksi (MA 200) dalam Sembilan bulan terakhir.
Ini bukan sinyal yang baik, bahkan akan menjadi mimpi buruk apabila harganya menyeberang garis batas, menembus level tersebut pada daerah yang belum terjamah lagi sejak 2015. Indikasi pelemahan ini bagi para pialang, tak disangkal akan membunyikan lonceng kematian baginya. Terlebih melihat indikator pergerakan momentum, yang telah mengkonfirmasi tren menjadi Bearish.
Sayangnya, banyak investor mata uang kripto yang tidak mengikuti apa yang disarankan secara analisa teknis ini. Bitcoin masih menyimpan daya tarik, terlebih bagi para pialang professional yang semakin menaruh perhatian pada indikator-indikator teknis setelah mata uang ini melejit pada bulan Desember kemarin.
Pastinya, memang ada perubahan nyata paska gelembung yang membengkak di akhir 2017. Bitcoin jatuh sebesar 76 % jatuh dari posisi tertinggi di akhir Februari, berpotensi membawa Bitcoin ke $ 2.800, jika downtrend ini diulang. Indikator lain menunjukkan adanya pelemahan lebih lanjut. Indikator konvergensi-divergensi dengan mengukur pergerakan rata-rata, ditambah dengan momentum harga untuk menyibak sinyal beli dan jual.
Apapun itu, sebaiknya investor Bitcoin berdamai dengan volatilitas pasar. Ketika rata-rata pergerakan mata uang kripto ini dalam 50-hari terakhir berada di bawah ukuran yang lebih panjang, sebagaimana selama 10 bulan pertama 2015, kinerjanya menjadi tidak bersemangat. Mata uang ini jatuh 5,2 persen pada periode itu, dan kemudian reli 43 % hingga akhir tahun dari hari itu sebelum akhirnya pecah kembali di atas level resistance. Namun demikian, Bitcoin tetap berada di atas garis sejak 2015 dan mengumpulkan mampu mencetak tiga kenaikan berturut-turut dalam proses tersebut. (Lukman Hqeem)