ESANDAR, Jakarta – Dolar AS merebut kembali tanah yang hilang dan beringsut lebih tinggi terhadap beberapa pesaingnya pada perdagangan hari Senin. Poundsterling Inggris, yang melonjak lebih tinggi terhadap dolar sebelumnya, harus mengurangi kenaikannya. Indeks Dolar Amerika Serikat naik 0,1% pada 90,029, setelah turun 0,4% pada hari Jumat.
Pada perdagangan AUDUSD diperdagangkan melemah dan bertahan di pertengahan level 0.77 pada perdagangan Senin di tengah data inflasi Februari yang dirilis Melbourne Institute (MI) di bawah bulan sebelumnya atau malah mengalami deflasi dan keputusan bank sentral Australia (RBA) secara luas diperkirakan akan menunda kenaikan suku bunga di tahun 2019 karena tingkat hutang rumah tangga yang tidak berkelanjutan, menurunan dalam pertumbuhan upah riil dan pasar perumahan yang turun terus berkelanjut dalam aktivitas ekspansif di Australia.
Sementara Euro dalam perdagangan EURUSD sempat bergerak turun pada awal perdagangan hari Senin menyentuh level rendah harian di 1.2268 namun berbalik area karena dalam hitungan cepat pemilu Italia menunjukkan hasil yang lebih kuat dari perkiraan dengan tidak adanya pemenang mutlak sehingga tidak adanya partai besar yang memenangkan suara mayoritas secara langsung. Sementara itu blok sayap kanan, yang dibuat oleh mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi dengan partai Forza Italia dan League and Brothers of Italy, sementara memenangkan sebagian besar kursi yang terlihat agak jauh dari kemenangan mutak. Meski tertekan sepanjang perdagangan, namun akhirnya menguat dan berakhir naik tipis, berakhir di 1.2335 dari sebelumnya di 1.2318.
Poundsterling Inggris pun demikian, berbalik menguat paska Pidato PM Teresa May di Parlemen. Meskipun Dolar AS menguat karena kekhawatiran tentang perang dagang telah mereda. Saham AS diperdagangkan lebih tinggi dan imbal Obligasi AS 10-tahun juga naik menjadi sekitar 289%. Hal ini mendorong GBPUSD bergerak lebih tinggi lagi. GBPUSD berakhir di 1.3848 dari sebelumnya di 1.3801.
Dolar AS dalam USDJPY terpantau bergerak lebih tinggi seiring dengan saham AS yang mengalami pemulihan tajam dengan Dow Jones Industrial Average memantul kembali dari penurunan empat sesi berturut-turut di tengah investor mengabaikan kemelut perang perdagangan global yang dicetuskan oleh Presiden Donald Trump.
Ini adalah awal minggu yang baik untuk yen Jepang, yang meningkat telah 0.45% di tengah mata uang tersebut mendapat dorongan pada hari Jumat setelah Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa BOJ akan mempertimbangkan untuk keluar dari kebijakan moneter ultra-akomodatif jika target inflasi sekitar 20% tercapai pada awal 2020.
Ucapan Kuroda tidak biasa karena menyebutkan sebuah kemungkinan keluar dari program stimulusnya dan ini membuat pasar lengah. BoJ telah tertinggal dari Fed dan bank sentral lainnya dalam mengurangi stimulus. Namun Kuroda menambahkan bahwa Bank Dunia akan menormalkan kebijakan jika “kondisi ekonomi menjadi baik dan target harga kami tercapai”. Meskipun inflasi masih jauh di bawah target, petunjuk lebih lanjut mengenai normalisasi dapat memperkuat yen. (Lukman Hqeem)