ESANDAR, Jakarta – Terpuruk dengan kenaikan Dolar AS paska pidato Jerome Powell, harga emas berusaha bangkit dalam perdagangan hari Rabu (28/02/2018). Sayangnya, Dolar masih cukup perkasa dan membuat harga emas tetap berakhir minus tipis 0.03%.
Dalam pernyataan didepan Kongres, pada hari Selasa waktu setempat, Gubernur Utama Bank Sentral AS, Jerome Powell menyatakan keyakinannya akan pertumbuhan ekonomi AS. Tak tanggung-tanggung, laju inflasi yang masih lemah saat ini, member peluang kenaikan suku bunga lebih dari tiga kali ditahun ini.
Atas pernyataan ini, Dolar AS terangkat naik dan mencapai posisi tertinggi dalam lima pekan terakhir atas sejumlah mata uang asing lainnya. Dolar AS yang kuat membuat harga emas berdenominasi mata uang tersebut menjadi lebih mahal bagi para investor dan pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Powell juga menyinggung masalah kenaikan inflasi. Meski iInflasi pada umumnya mendukung kenaikan logam mulia ini. Namun peningkatan suku bunga untuk melawan inflasi dapat membuat emas yang tidak memiliki sifat sebagai aset tanpa imbal hasil menjadi kurang atraktif di mata investor.
Penguatan Dolar AS disusul dengan kenaikan imbal hasil Obligasi AS menjadi sentiment negative harga emas yang kuat. Penguatan Dolar AS. Kenaikan ini dibayang-bayangi kekhawatiran investor akan dampak defisit kembar. Pun demikian, tekanan ini masih mampu membuat mata uang besar dan harga emas terkoreksi. Indek Dolar AS sendiri pulih dari level support di sekitar 88.50. Data dari AS sebagian besar diabaikan dengan PDB AS Q4 sejalan sementara Indeks Harga Produk Domestik Bruto (Q4) turun sebesar 0.1% ke di 2.3 vs 2.4%.
Pada perdagangan selanjutnya, diperkirakan harga komoditas ini masih akan terkoreksi. Harga Logam mulia ini diperkirakan akan menembus level support di $1.317 per ounce dan jatuh ke level support berikutnya di $1.303. Mengincar kembali ke harga krusial di $1.310 per troy ons, harga emas juga berpeluang terkoreksi hingga $1.300. Pada level ini, diperkirakan aksi jual mendapati titik jenuh dan banyak investor akan melakukan aksi beli kembali. Posisi beli akan menjadi primdona investor, mengingat dalam jangka panjang, harga emas memendam potensi kenaikan harga hingga $1,400 seiring dengan bengkaknya hutang pemerintah AS. (Lukman Hqeem)