ESANDAR, Jakarta – Harga minyak relative stabil dalam perdagangan Rabu (14/02/2018), ditengah kekhawatiran akan lonjakan pasokan. Meningkatnya persediaan minyak mentah menjadi sumber kemungkinan harga minyak akan terkoreksi.
Potensi kenaikan harga minyak didukung pernyataan Menteri Energi Arab Saudi, bahwa produksi minyak mentah Arab Saudi akan turun pada bulan Maret. Meskipun demikian, harga minyak tetap jauh di bawah harga tertinggi baru-baru ini karena tanda-tanda kelebihan pasokan yang berlarut-larut.
Disisi lain, indikator ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang sehat, namun daya konsumsi masyarakatnya menurun. Hal ini membuat dolar AS melemah. Pelemahan Dolar AS lebih lanjut akan membuat harga emas naik. Harga minyak mentah WTI bergerak tipis dan mendatar.
Dominasi aksi jual menahan kenaikan harga emas dibawah $59. Harga minyak jenis WTI melemah $0,13 atau 0,22% di level $59,06 per barel. Sedangkan minyak Brent melemah $0,01 atau 0,04% di harga $62,72 per barel. Harga minyak WTI akan menguji level support di $58.06 – 57.00.
Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid al-Falih menyatakan bahwa produksi minyak Saudi Aramco akan mengalami penurunan sebesar 100 ribu bph mulai Maret nanti dan ekspornya akan menjadi di bawah 7 juta bph mulai bulan ini.
Selain itu dukungan tertahannya harga minyak untuk tidak terlalu jatuh setelah pandangan Citi bahwa pertumbuhan ekonomi global yang membaik maka akan meningkatkan permintaan konsumsi minyak dunia. Citi memperkirakan bahwa 2018 ini, pasokan minyak akan kelebihan pasokan hanya 0,2 juta bph atau bahkan 0 karena sisi permintaan yang meningkat tersebut.
International Energy Agency (EIA) dalam laporan bulanannya menyatakan bahwa produksi minyak AS bisa melebihi angka 11 juta bph di tahun ini, namun juga melaporkan bahwa permintaan konsumsi minyak dunia akan naik juga sekitar 7,7% di tahun ini. Ini hampir mirip dengan laporan bulanan OPEC yang rilis sehari sebelumnya di mana OPEC menyatakan bahwa perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia akan tumbuh 1,59 juta bph atau naik 60 ribu bph dengan pendorong utama dari impor China.
Namun EIA merilis laporan bulanan mengenai 7 tempat pengeboran utama di AS yang mengalami kenaikan produksi minyak mentah sekitar 111 ribu bph sehingga sekarang produksinya mencapai 6,756 juta bph, menandakan akhir tahun ini produksi minyak AS bisa mendekati angka 11 juta bph. Dilaporkan pula bahwa ekspor minyak AS sudah menggunakan kapal supertanker yang sedang berlabuh di Louisiana pada pekan ini, menandakan bahwa AS akan menjadi eksporter minyak utama di dunia.
Data API tentang persediaan minyak AS mingguan juga membuat pasar sedikit terkejut di pagi ini. API menyatakan bahwa persediaan minyak mentah AS mengalami kenaikan sebesar 3,947 juta barel di pekan lalu. Persediaan minyak bensin mengalami kenaikan juga sebesar 4,634 juta barel. Untuk persediaan minyak pemanas dan solar juga mengalami kenaikan sebesar 1,095 juta barel.
Pasar minyak akan menantikan data persediaan minyak versi pemerintah yang akan dilaporkan oleh EIA nanti malam. Data EIA kadang kala sama hasilnya seperti versi API, namun juga sering kali berlawanan pula. (Lukman Hqeem)