ESANDAR, Jakarta – Bank of Japan (BoJ) harus melanjutkan kebijakan pelonggaran moneternya yang berpengaruh kuat karena jalan masih panjang untuk mencapai inflasi 2 persen, kata Wakil Gubernur Kikuo Iwata, pada Rabu (31/01/2018).
BoJ pun masih enggan merevisi target inflasi. Buktinya, bank sentral Jepang ini percaya diri target inflasi 2% bakal tercapai di tahun fiskal 2019 mendatang.
Pejabat bank tersebut mencatat bahwa ekonomi berkembang cukup moderat namun harga relatif lemah. Perkembangan terakhir dalam aktivitas ekonomi dan harga serta kondisi keuangan, Bank sentral menganggap penting untuk terus melakukan pelonggaran moneter yang kuat di bawah kerangka pengawasan imbal hasil Obligasi.
Menurut ringkasan pendapat, seorang anggota dewan mengatakan pada review kebijakan terakhir bahwa tidak menguntungkan untuk membiarkan ekspektasi pasar mengenai penyesuaian pelonggaran moneter meningkat pada tahap awal. Jika terjadi pengurangan jumlah pembelian JGB jangka panjang bisa memiliki efek sinyal yang tidak diinginkan pada kebijakan moneter, dan itu tidak bagus dalam perjalanannya.
Saat ini Bank of Japan memang tengah berjuang untuk menormalkan kebijakan moneternya. Hal ini dilakukan untuk mengakhiri kebijakan moneter yang longgar, sayangnya hingga tahun ini masih mengalami kebuntuan sejak kebijakan digulirkan pada tahun 2007. Para pembuat kebijakan ini juga terbagi sikapdengan dengan pihak yang ingin mendorong laju kenaikan suku bunga di tengah krisis subprime mortgage A.S., menurut risalah rapat kebijakan yang dikeluarkan Senin.
Pada bulan Maret 2006, BOJ mengakhiri kebijakan pelonggaran kuantitatifnya, di mana dana tersebut diberikan secara besar-besaran ke sistem perbankan, dan beralih kembali ke tingkat suku bunga overnight tanpa jaminan untuk target kebijakan moneternya.
Bank kemudian mengeksplorasi peluang untuk menaikkan suku bunga secara bertahap. Ini pertama kali meningkatkan tingkat dari nol, yang ditetapkan pada bulan Maret 2006, menjadi sekitar 0,25 persen pada bulan Juli tahun itu, dan kemudian menjadi sekitar 0,50 persen pada bulan Februari 2007.
Pada pertemuan Dewan Kebijakan BOJ pada bulan Juli 2007, Atsushi Mizuno mengusulkan untuk menaikkan suku bunga overnight menjadi 0,75 persen dari 0,50 persen, dengan alasan bahwa kondisi kenaikan tersebut telah terpenuhi sepenuhnya. Hidetoshi Kamezaki mendukung proposal tersebut, dengan mengatakan bahwa BOJ telah sampai pada titik di mana seharusnya mempertimbangkan untuk menyesuaikan tingkat suku bunga. Namun dewan tersebut tidak memutuskan kenaikan suku bunga pada pertemuan tersebut, menurut risalah tersebut.
Dengan keputusan ini, Dolar AS bakal melenggang atas Yen Jepang. Pada akhir perdagangan bulan Januari, pasangan USDJPY berakhir naik 0,4%. Hasil perdagangan ini membuka potensi naik bagi Dolar AS untuk hari ini. Target kenaikan akan berusaha ke 109.75 di mana ada dua level resisten yang penting dalam kerangka waktu yang berbeda di area tersebut. Jika ditembus maka 110.17 akan menjadi target selanjutnya. Potensi naik tersebut akan tetap terjaga selama support kuat pada grafik 1-jam yang pagi ini terlihat di 108.97 tetap bertahan. (Lukman Hqeem)