ESANDAR, Jakarta – Ditengah kebuntuan pembicaraan Inggris dan Uni Eropa terkait BREXIT. Presiden Prancis Emmanuel Macron percaya bahwa kedua pihak akan bisa bersepakat.
Pada di akhir pekan kemarin, Macron mengatakan bahwa dirinya percaya terhadap PM Theresa May dapat mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa. Dalam wawancaranya dengan BBC, Macron mengatakan bahwa pusat keuangan London tidak dapat menikmati akses yang sama ke Uni Eropa berdasarkan rencana Brexit saat ini di mana Inggris akan meninggalkan pasar tunggal tersebut sekaligus meninggalkan juga aturan bea cukai Uni Eropa. Macron telah mengatakan bahwa di masa lalu Inggris dapat mengadakan pakta atau perjanjian dengan Uni Eropa sejalan dengan peraturan yang berlaku di Kanada atau Norwegia, namun bukan kesepakatan khusus tersendiri.
Disinggung mengenai rasa keadilan mengingat Inggris juga telah lama menjadi bagian Uni Eropa, Macron menandaskan bahwa ini bukan masalah sikap adil atau tidak adil, namun dirinya menganggap sebagai bentuk referensi bahwa ia ingin mempertahankan kebersamaan Uni Eropa. Ia sempat terkaget-kaget dengan wacana Brexit tersebut yang dianggap menimbulkan fenomena Frexit dan Catalexit.
Macron juga mengaskan bahwa pihak lain harus sadar bahwa di luar keanggotaan Uni Eropa, maka akses penuh ke pasar tunggal Eropa juga tidak akan terjadi. Namun dirinya yakin bahwa Inggris sudah paham dengan maksud Brussel di mana terdapat prinsip-prinsip dasar yang harus dipatuhi ketika ingin mendapatkan akses terbatas nantinya. Yang pasti kebebasan bergerak Inggris akan dibelenggu serta harus patuh terhadap yurisdiksi atau hukum yang berlaku di Uni Eropa, ungkap Macron.
Sebelumnya Macron memberikan peringatan ke Inggris ketika dirinya bertemu dengan PM May pekan lalu, di mana semua akses ke pasar tunggal Uni Eropa termasuk perdagangan serta layanan sistem keuangan yang baru, tergantung dari semua proposal yang diajukan London ke Brussel. Macron menyatakan dengan tegas bahwa secara pribadi untuk sistem layanan keuangan ke pasar tunggal memang tidak layak dilakukan mengingat fungsi pasar tunggal akan dirusak oleh Inggris.
Inggris dan Uni Eropa membuat kesepakatan perceraian bulan lalu yang membuka jalan bagi pembicaraan mengenai hubungan perdagangan masa depan dan mendorong harapan Brexit yang tertib. Sebelumnya Presiden Macron memenangkan pemilihan presiden tahun lalu dengan bayang-bayang keluarnya Perancis dari Uni Eropa yang terkenal dengan sebutan Frexit. Kondisi ini sebagai wacana yang berkaca dari Brexit yang disetujui Eropa.