ESANDAR, Jakarta – Dolar AS melanjutkan kebangkitannya dari posisi terendah hampir empat, mengabaikan komentar beragam dari beberapa pejabat Federal Reserve baru-baru ini mengenai prospek kebijakan moneter. Indek Dolar AS, naik 0,16% menjadi 92,50.
Pada hari Selasa (09/01/2018), Gubernur Bank Sentral AS wilayah Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa The Federal Reserve harus menjaga suku bunga pada level rendah saat ini untuk mendukung inflasi dan kenaikan upah.
Pendapat ini tidak seoptimis rekannya, Eric Rosengren dari Boston yang pada hari Senin mengatakan bahwa The Fed harus fokus pada rentang inflasi antara 1,5% sampai 3% karena inflasi telah bergerak naik untuk memenuhi target 2% The Fed.
Keyakinan akan kenaikan inflasi ini setidaknya juga mendasari alas an Gubernur Bank Sentral AS wilayah San Francisco John Williams bahwa tiga kenaikan suku bunga di 2018 ini akan memberikan dorongan ekonomi di tengah harapan bahwa rencana reformasi pajak Presiden Donald Trump efektif pula bagi perekonomian AS.
Ditengah suasana yang positif ini, penguatan Dolar AS tertahan oleh apresiasi Yen Jepang. Langkah Bank of Japan (BoJ) mengurangi pembelian obligasi pemerintahnya jangka panjang, meningkatkan harapan bahwa bank sentral tersebut mulai mengurangi kebijakan moneter akomodatif pada tahun ini. Alhasil Yen menguat dan membuat perdagangan USDJPY berakhir turun 0,40% menjadi ¥112,63 setelah sempat berada di ¥112,35, level terendah sejak 3 Januari.
Sementara itu pound sterling mengalami tekanan setelah keputusan Perdana Menteri Theresa May untuk merombak kabinetnya. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka memperkirakan perombakan kabinet tersebut akan memperkuat kepemimpinan PM May tapi para oposan melihat hal tersebut terjadi di tengah serangkaian pengunduran diri. Pada perdagangan GBPUSD, Poundsterling turun turun 0,21% di $1,3540 setelah turun ke $1,3505, level terendah sejak 3 Januari.
Sedangkan pada perdagangan EURUSD ditutup turun 0,35% di $1,1937, USDCAD menutup sesi Selasa 0,35% lebih tinggi, di $1,2461, karena pasar mengabaikan spekulasi bahwa Bank of Canada (BoC) dapat menaikkan suku bunga acuannya di minggu depan. (Lukman Hqeem)