ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia Pasifik berakhir naik pada perdagangan Rabu (03/01/2018). Melanjutkan kenaikan sebelumnya, meski diujung sesi perdagangan baik bursa Cina dan Hong Kong sedikit turun oleh aksi ambil untung.
Kenaikan indek bursa dikawasan ini dipicu hasil positif saham-saham Cina. Meski demikian, sejumlah saham di lantai bursa Shang Hai mengalami tekanan jual sehingga hasil penutupan indek hanya naik 0.6%.
Indek Hang Seng berakhir naik 0.2% ke posisi tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Saham Tencent Holdings naik 1.1%, diikuti saham Sunny Optical Technology yang juga naik 0.4% dan AAC Technologies Holdings yang naik 1.8%. Investor nampaknya mengantisipasi naiknya pendapatan emiten-emiten tersebut. Meski demikian, harus tetap waspada atas kemungkinan ledakan pasar yang terjadi.
Secara keseluruhan, sejumlah investor mencari keberuntungan di saham-saham Asia. Aksi beli yang mereka lakukan ditujukan pada saham-saham yang masih rendah nilainya dengan proyeksi pendapatan yang baik. Dengan dasar itu, sejumlah saham dikawasan ini terbilang murah dibandingkan dengan saham-saham sejenis yang diperdagangan di Eropa bahkan Amerika Serikat.
Indek NASDAQ di lantai bursa AS melonjak sebesar 1.5% dan ditutup diatas 7,000. untuk pertama kalinya dalam sejarah dimana kenaikan ini dipicu lonjakan harga saham Apple inc. sebesar 1.8%.
Melonjaknya saham Apple ini membuat sejumlah saham Taiwan Exchange (Taiex) dimana banyak emiten mereka menjadi pemasok bagi Apple, juga mengalami kenaikan. Melonjak sebesar 0,9% dan mencatat ke rekor tertinggi dalam lima pecan ini.
Raksasa Korea Selatan, Samsung Electronics harga sahamnya naik 1.2%, membantu indek saham KOSPI naik 0.3%. Untuk pertama kalinya, Indek Nikkei akan memulai perdagangan 2018 pada hari Kamis ini.
Diawal perdagangan tahun ini, sejumlah investor mengantisipasi kenaikan yang terjadi sebagaimana pernah terjadi diawal tahun 2017 silam. Mereka menilai bursa saham Asia, Eropa dan Jepang akan terimbas hasil perdagangan bursa AS yang terpengaruh sentimen pemangkasan pajak korporat. Sebagaimana diketahui, berlakunya UU Perpajakan baru AS, menurunkan pajak korporat dari 35% menjadi hanya 21%. Ada harapan penurunan pajak ini akan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Terdapat rasa keyakinan diri yang tinggi akan musim pendapatan emiten yang akan datang. Sejumlah antisipasi dilakukan, termasuk mengantisipasi kenaikan pendapatan sektor teknologi. Meski demikian, berita buruk bisa muncul kapan saja dan menghentikan kenaikan panjang indek bursa ini.
Sementara itu, Dolar AS masih bertahan setelah sempat jatuh hingga ke posisi terendah selama tujuh sesi perdagangan terkini. Indek Dolar AS versi WSJ naik 0.1% (Lukman Hqeem).