ESANDAR, Jakarta – Inovasi dan daya konsumsi rakyat Cina memberikan kontribusi yang nyata pada pertumbuhan ekonomi Cina. Bukan hanya ditahun-tahun yang lalu, namun diperkirakan juga dimasa depan. Raksasa Ekonomi Asia ini tengah bergerak ketahap ekspansi berikutnya.
Jing Ulrich, Wakil Direktur JP Morgan Asia Pasifik menyatakan dalam sebuah kesempatan akhir pekan lalu bahwa dalam tiga tahun kedepan, diperkirakan konsumsi Cina akan tumbuh mencapai 6 trilyun USD. Angka ini setara dengan ukuran konsumsi Jerman.
Semenatara dalam bidang inovasi, Cina dianggap unggul pula. Pemerintah Cina tidak hanya mendorong perusahaan teknologi untuk pergi ke berbagai pelosok dunia, namun juga mendesak sektor industri berat. Mereka dituntut melakukan segera perubahan-perubahan cara baru dalam berbisnis. Menurut Ulrich, yang merupakan pakar ekonomi terkenal yang berasal dari Cina, hal tersebut bisa mengangkat prospek pertumbuhan negara.
Ulrich juga menyoroti inovasi Cina yang terkait sistem pembayaran. Cina merupakan negara nomor satu didunia dalam hal ukuran dan kecanggihan pembayaran elektronik. Ulrich melihat tumbuh ini sebagai sebuah inovasi yang mendukung kinerja ekonomi Cina agar tetap kokoh dan berkelanjutan.
Saat ini, beberapa perusahaan teknologi Negeri Tirai Bambu sangat berkembang cepat dan telah menyebar ke beberapa negara seperti Asia Utara dan Asia Tenggara. Tak heran akan lebih banyak perusahaan teknologi China yang bisa menjelajahi di wilayah yang lain.
Pertumbuhan ekonomi Cina telah melampaui ekspektasi tahun ini, didukung pula oleh pemulihan ekspor secara global. Kondisi ini mendorong kenaikan pendapatan perusahaan juga. Sementara negara bisa mengurangi leverage keuangannya, sehingga sumber kekuatiran di kalangan investor bisa berkurang.
Meski demikian, terdapat resiko utama dalam perekonomian Cina. Tingginya angka kredit menjadi kekhawatiran tersendiri. Sektor industri baja khususnya adalah yang paling kreditnya, meski demikian sekarang semakin banyak industri baja yang menguntungkan dimana 85% perusahaan baja sudah bisa menghasilkan laba dibandingkan 2 tahun lalu yang hanya 5% saja perusahaan baja yang bisa mendapatkan keuntungan.
Kabar baiknya, untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan, kondisi leverage keuangan Cina turun karena para korporat yang merupakan peminjam besar dari perbankannya, akhirnya bisa menghasilkan banyak uang, demikian kata Ulrich. Sehingga mereka membayar sebagian hutang mereka dan dirinya melihat rasio leverage yang mengecil. Karena itu banyak bank Cina tumbuh dengan sangat cepat hari ini.
Baca juga : IMF Ingatkan Perbankan Cina
Dana Moneter Internasional atau IMF Kamis pagi merilis hasil stress-test terhadap sistem keuangan Cina dimana 33 perbankan Cina yang mewakili ¾ total aset perbankan Cina, bahwa hanya 27 yang kekurangan kapitalisasi. (Lukman Hqeem)