ESANDAR, Jakarta – Harga Emas melorot hingga ke $1.243,70 per troy ons. Ini merupakan harga terendah dalam satu semester. Jatuhnya harga emas sebagai dampak penguatan nilai tukar Dolar AS.
Dolar AS terus menunjukkan kekuatannya dalam perdagangan Kamis (08/12/2017). Optimisme pasar akan kemajuan yang dicapai RUU Perpajakan AS menggembirakan. Logam Kuning ini kemudian ditutup pada $1.246,85 atau turun sebesar 1,29%.
Logam Mulia terus berada di bawah tekanan dan mencatatkan kerugian tiga hari berturut-turut. Optimisme pasar akan dampak reformasi perpajakan sebagai sentiment positif bagi nilai tukar Dolar AS, mengurangi permintaan para investor terhadap logam mulia tersebut.
Anggota parlemen dari Senate AS pada hari Rabu sepakat untuk mengadakan perundingan dengan kolega mereka di Dewan Perwakilan Rakyat. Lembaga tinggi negara tersebut membahas rancangan undang-undang pajak. Terjadi kenaikan harapan bahwa kedua majelis tersebut dapat meraih titik temu menjelang batas waktu 22 Desember.
Harga emas sensitif terhadap pergerakan Dolar AS. Kenaikan Dolar AS membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi para pembeli yang menggunakan mata uang asing, sehingga mengurangi permintaan akan logam mulia itu.
Sementara itu, tren penurunan harga emas muncul saat komoditas ini berada di bawah level support psikologisnya di $1.260. Dengan pergerakan mengarah ke posisi lebih rendah dari rata-rata pergerakan selama 200-hari, harga emas mengkonfirmasi tren bearishnya.
Disisi lain, kemerosotan tajam komoditi logam mulia tersebut terjadi sehari menjelang data nonfarm payrolls yang diperkirakan dapat menunjukkan ekonomi AS menciptakan 200.000 pekerjaan pada bulan November. Data tersebut akan dirilis nanti malam pukul 20.30 WIB.
Data ini akan sangat penting dalam menjaga tren penguatan dolar AS dan meningkatkan harapan untuk kenaikan suku bunga di awal 2018. Bahkan terhadap sejumlah mata uang, dolar AS mencapai level tertinggi dua minggu di 93,75. Indeks Dolar AS terakhir naik 0,1 persen pada 93,70.
Faktor lain yang menjadi beban bagi emas adalah ekspektasi yang terus merebak bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini pada akhir dari pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada 13 Desember. (Lukman Hqeem)