ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan Rabu (06/12/2017) ditengah aksi jual yang melanda lantai-lantai bursaglobal, bursa saham AS justru berakhir naik. Sektor teknologi yang sebelumnya memimpin penurunan, berbalik menguat. Penguatan bursa saham sejalan dengan naiknya Dolar AS.
Bursa saham global dalam sepekan ini merana dengan aksi jual. Sejumlah emiten di bursa AS berjuang mempertahankan keuntungan mereka, setelah sejumlah pialang melakukan aksi jual para emiten besar tahun ini. Sektor teknologi adalah yang paling terpapar. Bursa-bursa pasar negara berkembang menderita lebih besar dari penurunan yang terjadi.
Kenaikan sejumlah saham sektor teknologi bertarung dengan jatuhnya harga saham sektor konsumsi dan keuangan. Hal ini membuat indek S&P tidak banyak berubah, hanya turun kurang dari satu poin. Meski kecil, namun ini mencatat penurunan beruntun empat kalinya. Penurunan terpanjang sejak Maret silam. Jatuhnya pasar tertahan dengan kabar sejuk akan kemajuan yang didapat dari RUU Perpajakan AS.
Indek S&P 500 hanya berubah sedikit. Indek Dow Jones turun 0,2% meskipun Indek Nasdaq naik 0.2 persen. Indek Eropa turun 0,1% sementara Indek FTSE 100 naik 0,3%. Indek Dolar AS versi Bloomberg naik 0.3 %. Pada perdagangan EURUSD, Euro turun 0,2% ke $1.1799. GBPUSD berakhir turun 0.4 % ke $1.3389. dan USDJPY naik 0.4 % ke 112.19 per dollar.
Para investor memilih untuk mengunci keuntungan yang didapat lebih dini. Mereka memilih sikap menunggu hingga ada kepastian arah lebih lanjut. Diantara mereka bahkan memutuskan untuk tidak membuka posisi baru hingga tahun berganti. Aksi beli kemungkinan akan dilakukan paska tahun baru, dimana biasanya fenomena Santa Rally terjadi.
Pada perdagangan mata uang, Poundsterling masih tersungkur dengan kegagalan perundingan BREXIT. Dolar Australia tertekan dengan keputusan Bank Sentral Australia yang mempertahankan suku bunga saat ini. Sementara itu, pada perdagangan komoditi, harga minyak mentah WTI turun 2,9% ke $55,93 per barel. Harga emas juga turun 0,1% ke $1.264,78 per troy ons.
Disisi lain, pihak Republikan juga yakin bahwa masalah penutupan pemerintahan AS, bisa terhindarkan. Sebagaimana dikabarkan, Amerika Serikat menghadapi masalah terhentinya layanan pemerintahan. Pasalnya kas pemerintah akan habis pada 8 Desember nanti. Jika Konggres AS tidak menyetujui anggaran belanja yang diajukan, maka sebagian layanan pemerintahan akan ditutup.
Para Komisioner Komisi Tinggi Eropa akan mengadakan pertemuan Rabu nanti. Mereka nampaknya akan membuat rekomendasi agar bisa tercapai kesepakatan antara Inggris dengan Uni Eropa terkait Brexit.
Lapangan kerja AS diperkirakan akan terus tumbuh dibulan November ini. Data terkini menunjukkan angka pengangguran kuat tertahan dikisaran terendah dalam 17 tahun terakhir ini. Pada Jumat besok, Departemen Tenaga Kerja AS akan menyampaikan data gaji pekerja non pertanian juga besaran pendapatan per jam disana. (Lukman Hqeem)