ESANDAR, Jakarta – Bursa Saham Asia tidak banyak bergerak dalam perdagangan awal minggu ini. Beberapa aksi beli mewarnai perdagangan dan mendorong sebagian bursa saham naik, sayangnya tidak dengan bursa saham Jepang.
Para investor lebih bersabar dan menunggu kejelasan rancangan undang-undang perpajakan AS. Pasalnya, dengan aturan baru ini akan memberikan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan-perusahaan AS. Tentu saja, saham mereka yang melantai di Wall Street akan terangkat naik. Imbasnya, kepercayaan investor akan tinggi dan menyeret kenaikan bursa saham global, termasuk Asia.
Ditengah optimisme pasar ini, skandal yang melibatkan mantan penasehat keamanan Michael Flynn terkait bantuan Rusia dalam memenangkan Donald Trump di pemilihan presiden lalu membuat goyah Dolar AS pula. Memang sebagian besar pelaku pasar mengabaikan isu ini akan berpengaruh besar ke pasar.
Sayangnya, melihat bagaimana penyelidikan FBI ini akan memberikan dampak pada orang-orang penting, tentu tidak gampang mengabaikan begitu saja. Nyatanya, hasil perdagangan diakhir pekan lalu jelas-jelas menunjukkan pengaruh isu ini pada pasar. Indek S&P 500 berjangka naik 0.6%, tapi indek ini bursa AS dalam perdagangan hari Jumat, anjlok 0.2%.
Pada perdagangan hari ini, indek bursa Asia Pasifik bangkit 0,3% dari keterpurukan dihari Jumat, meski Dolar AS melonjak. Indek Dolar AS naik 0,3% dimana Dolar AS naik setengah Yen dalam akhir perdagangan Jumat kemarin di New York pada level ¥112.75.
Kenaikan indek saham di Asia Pasifik, tidak diikuti kenaikan indek saham Jepang. Indek Nikkei dalam sesi perdagangan Asia terseok turun 0.1%. Indek Hang Seng Hong Kong menguat 0.57%.
Minggu lalu, hampir semua bursa tertekan setiap hari. Mencatat penurunan dalam lima sesi perdagangan untuk pertama kalinya dalam 13 bulan ini. Namun indek bursa ini berhasil naik 0,7% diawal sesi perdagangan hari ini. Saham-saham sektor perminyakan memberikan dorongan kenaikan. Terpengaruh kenaikan dari naiknya harga minyak mentah. Di Asia, harga minyak mentah melonjak naik. Melemahnya Dolar AS menjadi sebab kenaikan saat ini, dimana harga minyak naik 0,5%.
Saham-saham disektor teknologi menunjukkan kesolidannya. Setelah minggu lalu menjadi biang penurunan, kini mereka bangun dari kejatuhannya. Hal ini mendorong kenaikan di lantai bursa Korea, Taiwan dan Cina.
Sementara Indek Bursa Jakarta menguat 1%, berbalik dari penurunan sebelumnya dan bangkit dari jatuhnya sebesar 100 poin dihari Kamis minggu lalu. Saat ini Indek Jakarta di 6.015, dimana sepanjang tahun ini telah naik sebesar 14% dan mencetak rekor tertingginya baru-baru ini. (Lukman Hqeem)