ESANDAR, Jakarta – Presiden Komisi Uni Eropa Jean Claude Juncker mengatakan pada hari Jumat (24/11/2017) bahwa pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May pada Senin 4 Desember nanti akan memungkinkan Uni Eropa untuk menilai sejauh mana kemajuan yang dicapai dalam perundingan Brexit.
Dalam sebuah pidato di Jerman dia mengatakan bahwa terlalu dini untuk mengetahui apakah cukup banyak kemajuan yang akan diumumkan pada pertemuan puncak bulan depan namun mengatakan bahwa perundingan “intensif” sedang berlangsung.
Pada kesempatan lain, saat berbicara di Brussel, Belgia, Juncker mengakui adanya kemajuan yang didapat dalam negosiasi dengan Inggris tersebut. Menurutnya, hal yang buruk telah berlalu, namun belum banyak kemajuan yang berarti bagi masa depan.
Saat disinggung masalah kenaikan tawaran Inggris sebesar 40 Milyar Euro demi memenuhi proses perpisahana tersebut, Juncker enggan berkomentar. Ditegaskan olehnya bahwa dia harus cukup “gila” untuk mengungkapkan berapa jumlah yang diharapkan oleh para pemimpin Eropa untuk menerimanya, namun dia akan membahas penyelesaian dengan Theresa May pada 4 Desember.
Dipihak lain, PM. Theresa May kembali menginginkan perundingan kerjasama perdagangan paska Brexit. Berbicara kepada wartawan pada saat tiba di pertemuan puncak Brussels dengan negara-negara bekas Soviet, dia mengatakan akan berbicara dengan ketua KTT Uni Eropa Donald Tusk mengenai “negosiasi positif yang kami alami, melihat ke depan untuk kemitraan mendalam dan khusus di masa depan yang saya ingin dengan Uni Eropa “. “Apa yang saya jelaskan adalah bahwa kita harus maju bersama, Ini untuk Inggris dan Uni Eropa untuk melanjutkan ke tahap berikutnya, pungkasnya.
Para perunding Inggris memang menginginkan kemajuan dalam beberapa minggu terakhir ini. Dimana para Menteri menyiapkan penawaran tunia mereka ke Uni Eropa. Penawaran tunai untuk berpisah ini dengan prasyarat Brussels menerima dan mereka menginginkan kesepakatan perdagangan yang lebih baik. Sejauh ini, peluang Inggris untuk mendapatkan keberhasilan dalam negosiasi ini sekitar 70%. (Lukman Hqeem)