ESANDAR, Jakarta – Harga emas naik pada hari Rabu (22/11/2017) setelah Dolar AS jatuh paska paparan notulen FOMC dibacakan. Hasil yang mengecewakan ini membuat imbal hasil Obligasi AS menekan dolar .
Dalam notulen tersebut, Komisi FOMC khawatir dengan rendahnya laju inflasi AS. The Federal Reserve sendiri mentargetkan inflasi sebesar 2%. Dengan kelambanan ini, pasar khawatir mengenai pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Sementara itu, serangkaian data ekonomi AS yang dipublikasi juga menambah kekhawatiran pasar. Data pesanan barang tahan lama AS jauh lebih rendah dari perkiraan sehingga meningkatkan permintaan akan aset safe haven seperti emas.
Kontrak emas untuk pengiriman Desember di Comex – NYMEX, naik $ 10.53 atau 0.82% menjadi $ 1,292.22 per troy ounce.
Hasil perdagangan tersebut belum dapat menembus level resistensinya, pada harga $1.294,25. Harga emas berpeluang naik dan mencoba menembus kembali harga batas atasnya dengan target terkuat di $1.297,30.
Jika kedua area itu dapat ditembus, harga emas mengkonfirmasi tren bullish dengan target level psikologis pada harga $1.300. Dalam jangka panjang, harga emas akan mencoba ke harga $1.305,85. Sebaliknya, aksi ambil untung yang terjadi akan membawa harga emas terkoreksi menuju level supportnya. Harga emas berpeluang jatuh ke pagi ini di $1.289,50 dan $1.286,15. (Lukman Hqeem)