ESANDAR, Jakarta – Jepang menghadapi masalah ekonomi yang cukup serius. Data ekonomi terkini, menunjukkan penurunan angka pesanan mesin.
Tidak main-main, penurunan terjadi dalam laju tercepat selama bulan September kemarin dalam dua tahun terakhir ini. Penurunan ini diperkirakan masih akan terjadi hingga kwartal empat berakhir. Mengisyaratkan investasi bisnis akan kehilangan momentumnya.
Perkiraan sebelumnya, hanya akan turun 1,8% dan dari angka bulan lalu hanya akan turun 3,4%. Nyatanya angka pesanan turun tajam sebesar 8,1% dan dari bulan sebelumnya turun 5,1%. Jatuhnya pesanan mesin ini didorong oleh turunnya pesanan untuk mesin berat yang digunakan dalam konstruksi.
Sementara itu untuk pesanan di sektor jasa Jepang, juga mengalami penurunan sebesar 11,1%. Jatuhnya pesanan ini dipimpin oleh penurunan pesanan untuk kereta api dan komputer serta server yang digunakan di bidang keuangan dan asuransi. Padahal sebelumnya, diperkirakan hanya akan turun 3,5% pada kwartal empat ini. Pada kwartal ketiga, justru terjadi kenaikan 4,7%.
Dengan perkiraan tersebut, diperlukan kehati-hatian bagi para pelaku bisnis di Jepang, setidaknya hingga akhir tahun ini. Diharapkan disaat ini akan terjadi kenaikan pendapatan dari perusahaan dan pengurangan tenaga kerja dalam negeri guna mendorong belanja modal tahun depan, meski ada keraguan laju kenaikannya.
Sementara itu, Perdana Menteri Shinzo Abe telah meningkatkan belanja modal menjadi prioritas dalam agenda ekonominya untuk meningkatkan produktivitas dan membantu Jepang mengatasi penurunan populasi. Bank of Japan juga secara teratur menunjukkan kenaikan belanja modal dengan alasan tetap optimis bahwa ekonomi akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan terus tumbuh.
Namun demikian, pesanan mesin ini memang cenderung sangat fluktuatif, sehingga penurunan pada bulan September sepertinya tidak akan mendorong para ekonom untuk mengubah pandangan mereka. Pertumbuhan ekonomi Jepang diperkirakan akan melambat pada Juli-September karena belanja konsumen sedikit melemah, namun para ekonom optimis bahwa setiap kehilangan momentum akan singkat. (Lukman Hqeem)