ESANDAR, Jakarta – Harga emas berhasil menguat tipis pada perdagangan hari Kamis (02/11/2017). Berhasil keluar dari tekanan jualnya, harga emas saat ini berjuang kembali mendekati level psikologisnya di $1300 per ons.
Tekanan jual mendera pasar sebagai konsekuensi data-data ekonomi AS yang membaik. Mengingat sentiment ini akan memperkuat landasan The Federal Reserve menaikkan suku bunga dimasa depan.
Kenaikan harga Emas didukung oleh sosok keterpilihan Powell, yang identik bersikap dovish bagi kenaikan suku bunga. Hampir mirip dengan ketua the Fed sekarang Janet Yellen yang menaikkan suku bunga dengan berhati-hati.
Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange (NYMEX) divisi Comex ditutup menguat $0,80 atau 0,06% di level $1278,10 per troy ounce. Sementara Indek Dow Jones ditutup naik 0,35%. Indeks dolar 0,10% ke 94,687.
Sayangnya, kenaikan ini dibatasi oleh data ekonomi AS, dimana klaim pengangguran mingguan AS telah berada di bawah angka 230 ribu klaim. Ini merupakan angka terbaik sejak April 1973 lalu sehingga diperkirakan data nonfarm payroll hari ini akan baik sekali hasilnya dan ada upaya pelemahan emas di akhir pekan.
Sepanjang tahun ini, harga emas telah berhasil menguat sebesar 16% hingga saat ini, namun dalam jangka panjang masih sulit akan naik lebih jauh karena ada hadangan membaiknya data-data ekonomi AS. Apalagi Partai Republik sudah secara resmi mengajukan rancangan reformasi pajak yang dapat dipercaya dapat menaikkan kondisi ekonomi AS termasuk membuka lapangan kerja yang lebih luas.
Namun ada sisi pelemahan terhadap reformasi pajak tersebut karena anggaran keuangan pemerintah AS akan bertambah defisit sekitar $1,5 trilyun pertahunnya hingga 10 tahun kedepan. Apalagi paket bantuan fiskal ini harusnya diberikan ketika negara sedang resesi sehingga ini akan menjadi debat panjang di parlemen AS dengan perkiraan baru bisa diselesaikan awal tahun depan untuk undang-undangnya.
Pada perdagangan hari ini, sejumlah data ekonomi penting bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas adalah data kegiatan jasa di Cina, Jepang, Eropa, Inggris dan AS. Ada juga data penjualan eceran Australia dan nonfarm payroll AS nanti malam. (Lukman Hqeem)