ESANDAR – Harga minyak sedikit berubah pada perdagangan di hari Jumat. Siap mencatatkan kinerja sepekan dengan turun untuk minggu kedua beruntun. Jatuhnya harga terjadi di tengah kekhawatiran bahwa perang dagang yang berkepanjangan antara Amerika Serikat dan Cina akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan konsumsi minyak mentah.
Harga minyak mentah Brent naik 14 sen, atau 0,2%, menjadi $63,47 per barel pada pukul 12:22 WIB, sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS juga naik 0,2%, menjadi $60,21, setelah harga acuan ditutup lebih dari $2 lebih rendah pada hari Kamis. Harga minyak mentah Brent diperkirakan akan turun 3,2% minggu ini, sementara harga minyak mentah WTI diperkirakan akan turun 2,9%. Kedua harga acuan turun 11% pada minggu sebelumnya.
Perselisihan yang berkepanjangan antara dua aktor ekonomi terbesar dunia kemungkinan akan mengurangi volume perdagangan global dan mengganggu rute perdagangan, dimana pada akhirnya akan membebani pertumbuhan ekonomi global.
Diyakini bahwa harga minyak akan tetap tertekan ditengah negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung dan meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing. Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global disisi lain turut menekan harga minyak. Diperkirakan konsumsi minyak akan turun sebesar 1% jika pertumbuhan ekonomi global turun di bawah 3%.
Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif terhadap China menjadi 145% pada hari Kamis, bahkan setelah mengumumkan jeda tarif berat terhadap puluhan mitra dagang awal minggu ini. China, pada gilirannya, telah mengumumkan pungutan impor tambahan pada barang-barang AS.
Badan Informasi Energi AS pada hari Kamis menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi globalnya dan memperingatkan bahwa tarif dapat membebani harga minyak secara signifikan, karena memangkas perkiraan permintaan minyak AS dan global untuk tahun ini dan tahun depan.
Pertemuan OPEC+ pada tanggal 5 Mei mendatang dapat menjadi penentu, menandakan keinginan untuk melakukan intervensi guna mendukung stabilitas pasar. Jika terdapat tambahan pasokan pada pertemuan berikutnya kemungkinan akan menjadi pemicu aksi jual baru.