Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Bursa saham AS merosot pada perdagangan di hari Kamis (16/01/2025) karena lonjakan pada sesi sebelumnya telah mereda. Para investor fokus Kembali untuk mengamati laporan laba perusahaan terbaru dan sejumlah data ekonomi guna menentukan arah pemangkasan suku bunga Federal Reserve.

Data inflasi yang jinak telah meredakan kekhawatiran tentang tekanan harga yang baru dan laba bank yang kuat membantu tiga indeks utama AS mencatat kenaikan persentase satu hari terbesar sejak 6 November pada hari Rabu. Namun, saham berfluktuasi antara kenaikan dan penurunan moderat pada hari Kamis setelah data ekonomi pada hari Kamis mengindikasikan belanja konsumen tetap kuat, sementara pasar tenaga kerja juga berada pada posisi yang solid, memberi ruang bagi Fed untuk mempertahankan laju yang lambat dalam memangkas suku bunga tahun ini.

Pasar bernapas lega, dimana hingga bulan Januari ini belum diputuskan. Namun demikian, setidaknya sedikit lebih baik untuk melihat di mana kita akan berakhir. Pasar masih menantikan sejumlah data dan beberapa pendapatan dan melihat bagaimana semuanya akan berubah.

Pendapatan bank sangat kuat, dan itu adalah pendapatan penentu. Sejauh ia memiliki kurva imbal hasil yang curam, akan mendapatkan beberapa pendapatan yang kuat dari bank. Perlu melihat kedepannya dan tidak meremehkan angka-angka mereka. Pelaku pasar dapat pula mengambil sedikit keberanian dari itu.

Saham Morgan Stanley naik 4,03% setelah bank pemberi pinjaman ini mengatakan pendapatan meningkat pada kuartal keempat, didorong oleh gelombang pembuatan kesepakatan, sementara Saham Bank of America turun 0,98%. Bank terbesar kedua di negara itu memprediksi pendapatan bunga yang lebih tinggi pada tahun 2025.

Indek Dow Jones turun 68,42 poin, atau 0,16%, menjadi 43.153,13, S&P 500 turun 12,57 poin, atau 0,21%, menjadi 5.937,34, dan Nasdaq turun 172,94 poin, atau 0,89%, menjadi 19.338,29.

Investor juga fokus pada komentar dari Gubernur Fed Christopher Waller, yang mengatakan bank sentral dapat memangkas suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan karena inflasi kemungkinan akan terus mereda, yang membantu mendorong imbal hasil Treasury lebih rendah.

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun terakhir turun 3,8 basis poin (bps) menjadi 4,615% dan suku bunga berjangka memperkirakan peluang yang lebih besar bagi Fed untuk memangkas suku bunga setidaknya 25 bps pada pertemuan bank sentral bulan Mei.

Saham mengalami kesulitan menyusul reli pasca-pemilu AS, dimana indek S&P 500 turun dalam empat dari lima minggu sebelumnya, tetapi saat ini sedang dalam laju kenaikan mingguan. Ekonomi yang tangguh, inflasi yang terus-menerus, dan komentar dari para pembuat kebijakan Federal Reserve telah memicu kekhawatiran tentang bank sentral yang kurang agresif dalam memangkas suku bunga daripada yang diantisipasi sebelumnya.

Kekhawatiran masih ada tentang potensi tarif dari Presiden terpilih Donald Trump, yang dijadwalkan menjabat pada hari Senin, yang akan semakin memicu inflasi. Pilihan Trump untuk Menteri Keuangan, Scott Bessent, mengatakan dolar harus tetap menjadi mata uang cadangan dunia, Federal Reserve harus tetap independen, dan bahwa ia siap untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras pada sektor minyak Rusia, sambil memperingatkan tentang “bencana ekonomi” jika pemotongan pajak Trump tahun 2017 berakhir pada akhir tahun ini.

Saham UnitedHealth anjlok, membebani Dow Jones dan mencatat penurunan lebih dari 201 poin setelah perusahaan asuransi kesehatan itu melaporkan pendapatan kuartal keempat di bawah perkiraan.

Nasdaq terseret turun sebagian oleh penurunan 4,04% pada saham Apple setelah data dari perusahaan riset Canalys menunjukkan pembuat iPhone itu disusul sebagai penjual ponsel pintar terbesar di China pada tahun 2024 oleh para pesaingnya Vivo dan Huawei.

Saham yang naik lebih banyak daripada yang turun dengan rasio 1,81 banding 1 di NYSE, dan dengan rasio 1,07 banding 1 di Nasdaq. S&P 500 mencatat 21 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan sembilan titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 58 titik tertinggi baru dan 101 titik terendah baru.

Volume di bursa saham AS adalah 14,31 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 15,75 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.