ESANDAR – Harga emas turun di bawah $2.650 per troy ons pada hari Senin (07/10/2024), memperpanjang penurunannya dari rekor tertinggi menyusul indikasi pasar tenaga kerja AS yang kuat. Kondisi ini telah mengurangi kemungkinan The Fed untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga yang agresif.
Emas di bursa Comex untuk kontrak bulan depan dengan pengiriman Oktober naik $1,50 per troi ons, atau 0,06% menjadi $2645,80 di minggu ini. Ini merupakan kenaikan sepanjang empat pekan beruntun, sebesar $152,30 atau 6,11% selama empat minggu terakhir. Sekaligus mencatatkan keuntungan bersih dan persentase selama empat minggu yang terbesar sejak minggu yang berakhir 19 April 2024. Meski demikian, pada akhir pekan kemarin harga mengalami penurunan sebesar 0,90% dari posisi tertinggi dalam 52 minggu sebesar $2669,90 yang dicapai Kamis, 26 September 2024.
Desakan turun didapatkan setelah pada akhir minggu lalu disampaikan angka penggajian nonpertanian (NFP) meningkat sebesar 254 ribu pada bulan September. Hasil ini melampaui ekspektasi pasat sebesar 14 ribu. Data lain sementara itu dilaporkan bahwa tingkat pengangguran secara tak terduga turun menjadi 4,1%.
Ini meredakan kekhawatiran tentang melemahnya pasar tenaga kerja menyusul laporan yang lebih lemah pada bulan-bulan sebelumnya. Sekaligus membatasi besarnya pemangkasan yang diharapkan dalam siklus saat ini.
Suku bunga yang lebih rendah dianggap mengurangi biaya peluang “Opportunity cost” untuk memegang aset emas batangan yang tidak memberikan bunga.
Para pelaku pasar sekarang memilih untuk menunggu hasil risalah rapat The Fed terbaru yang akan disampaikan pada hari Rabu (Kamis dinihari waktu Indonesia) dan laporan indeks harga konsumen pada hari Kamis untuk panduan lebih lanjut.
Sementara itu, sentiment yang mendukung kenaikan harga emas lebih lanjut adalah statusnya sebagai aset safe haven, menyusul ketegangan di Timur Tengah.