Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Indeks saham global naik untuk pertama kalinya dalam tiga sesi pada hari Senin, didukung oleh reli ekuitas AS, sementara imbal hasil Treasury AS naik setelah penurunan tajam pada minggu sebelumnya karena investor menunggu komentar dari pejabat Federal Reserve. Di Wall Street, saham-saham AS perlahan menguat setelah awal sesi yang lesu dan mengirim Nasdaq dan S&P 500 ke rekor tertinggi, dipimpin oleh kenaikan di sektor teknologi.

Data ekonomi menunjukkan aktivitas manufaktur di wilayah New York membaik pada bulan Juni, namun tetap berada di wilayah kontraksi dengan angka negatif 6. Investor akan mengamati dengan cermat data penjualan ritel untuk bulan Mei pada hari Selasa untuk mengetahui tanda-tanda kesehatan konsumen. Saat ini tidak ada keinginan untuk menjadi penjual nyata karena ada persepsi bahwa momentum akan terus berlanjut, dan saham akan terus menguat. Reli sebagian besar didorong oleh beberapa saham tertentu, itu berarti kemundurannya bisa lebih dalam lagi.

Indek Dow Jones naik 188.94 poin, atau 0.49%, menjadi 38,778.10, S&P 500 naik 41,63 poin, atau 0,77%, menjadi 5.473,23 dan Nasdaq memperoleh 168,14 poin, atau 0,95%, menjadi 17.857,02.

Ekuitas AS telah mencapai rekor tertinggi pada minggu lalu menyusul beberapa pembacaan inflasi yang mengindikasikan tekanan harga mungkin akan surut, bahkan ketika Federal Reserve menyesuaikan proyeksi ekonominya dengan hanya memasukkan satu kali penurunan suku bunga pada tahun ini. Goldman Sachs menaikkan target harga S&P 500 akhir tahun menjadi 5.600 dari sebelumnya 5.200, sementara Evercore ISI menaikkan target harga menjadi 6.000 dari 4.750.

Imbal hasil Treasury AS naik, dimana obligasi 10-tahun mengalami penurunan mingguan terbesar tahun ini sebagai respons terhadap data inflasi yang meningkatkan harapan The Fed akan mampu menurunkan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada bulan September. Imbal hasil obligasi acuan 10 tahun AS naik 6,8 basis poin menjadi 4,281%.

Pasar saat ini memperkirakan peluang 61,5% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, menurut FedWatch Tool CME, turun dari sekitar 70% pada sesi sebelumnya. Laporan Empire State sedikit membantu, tak lebih dari itu. Imbal hasil turun drastis minggu lalu sehingga beberapa orang mengambil keuntungan di sini.

Investor akan mendengar pendapat dari sejumlah pejabat Fed minggu ini, termasuk Gubernur Lisa Cook pada hari Senin nanti. Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan pada hari Senin bahwa bank sentral akan dapat menurunkan suku bunga satu kali pada tahun ini jika perkiraannya berhasil.

Bank-bank sentral di Australia, Norwegia dan Inggris diperkirakan akan mempertahankan suku bunga mereka tidak berubah pada pertemuan minggu ini, meskipun Swiss National Bank dapat melakukan pelonggaran mengingat kekuatan franc Swiss baru-baru ini.

Indek dolar AS (DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, turun 0,19% pada 105,34, dengan euro dalam EUR/USD naik 0,29% pada $1,0731. Terhadap yen Jepang dalam USD/JPY, dolar menguat 0,22% pada 157,71, sedangkan dengan Poundsterling dalam GBP/USD menguat 0,14% pada $1,27.

Pada perdagangan komoditi, harga minyak mentah AS naik 2,4% menjadi $80,33 per barel dan Brent naik menjadi $84,25 per barel, naik 2% hari ini, melanjutkan kenaikan minggu sebelumnya karena investor menjadi lebih optimis terhadap pertumbuhan permintaan di bulan-bulan mendatang.