ESANDAR – Bursa-bursa saham global mendekati level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan di hari Jumat (07/06/2024) setelah data pekerjaan bulanan AS yang secara mengejutkan kuat meredupkan harapan bahwa Federal Reserve akan segera mengikuti penurunan suku bunga zona euro dan Kanada, menyebabkan imbal hasil Treasury melonjak lebih tinggi.
Negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini menambah 272.000 lapangan kerja pada bulan lalu, mengalahkan prediksi para ekonom sebanyak 185.000 lapangan kerja dan menggagalkan konsensus investor bahwa pasar lapangan kerja telah cukup melemah untuk mendorong harga konsumen lebih rendah.
Ini adalah laporan yang kuat, dan menunjukkan bahwa tidak ada tanda-tanda adanya keretakan di pasar tenaga kerja. Hal ini tentu menjadi nilai tambah bagi perekonomian dan nilai tambah bagi pendapatan perusahaan, namun hal ini berdampak negatif terhadap prospek penurunan suku bunga yang mungkin terjadi pada awal bulan September.
Berkurangnya harapan terhadap langkah jangka pendek The Fed pada awalnya membebani saham, namun pasar ekuitas kembali pulih menjelang penutupan perdagangan. Indeks saham datar setelah menyentuh rekor tertinggi 797,48 poin. Namun bursa saham utama AS di Wall Street mampu memulihkan kerugian sebelumnya. Indek S&P 500 naik 0.3% setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di 5,375.08 poin. Indek Dow Jones naik tipis 0,2%, dan Nasdaq juga naik 0,2%.
Imbal hasil Obligasi AS tenor 10 tahun, yang merupakan acuan suku bunga pinjaman global, melonjak 14 basis poin setelah laporan pekerjaan dirilis, menjadi 4,4256%, yang merupakan lonjakan satu hari terbesar dalam dua bulan terakhir. Sementara imbal hasil obligasi dua tahun, yang mencerminkan ekspektasi suku bunga, naik 15 basis poin menjadi 4,8700%, menyusul penurunan enam hari berturut-turut hingga Kamis. Imbal hasil obligasi naik seiring turunnya harga.
Penetapan harga pasar uang tepat setelah data payrolls menyiratkan bahwa para pedagang melihat The Fed baru mulai menurunkan suku bunga dari level tertingginya dalam 23 tahun sebesar 5,25-5,5% pada bulan November. Suku bunga berjangka AS juga menurunkan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada bulan September menjadi 56%, turun dari sekitar 70% pada hari Kamis, menurut Fedwatch.
Pergerakan pada bulan September sudah sangat diperkirakan pada hari sebelumnya, terutama setelah Bank Sentral Eropa (ECB) membuat keputusan yang diperkirakan secara luas untuk menurunkan suku bunga deposito dari rekor 4% menjadi 3,75% pada hari Kamis.
Bank of Canada pada hari Rabu menjadi negara G7 pertama yang memangkas suku bunga kebijakan utamanya, menyusul pemotongan yang dilakukan oleh Riksbank Swedia dan Swiss National Bank.
Menyusul laporan ketenagakerjaan, perkiraan suku bunga zona euro juga mengalami pembalikan, dengan para pedagang kini memperkirakan pemotongan sebesar 55 bps di wilayah tersebut pada tahun ini, turun dari 58 bps sebelum data tersebut dirilis.
Di tempat lain, dolar naik 0,8% terhadap sejumlah mata uang, diperkirakan mengalami penurunan mingguan sebelum data pekerjaan dirilis. Mata uang euro (EUR/USD) turun 0,8% menjadi $1,0801 sehari setelah sedikit kenaikan.
Dalam perdagangan komoditi, minyak mentah berjangka Brent turun 0,3% harganya menjadi $79,65 per barel. Penguatan dolar AS turut membebani harga emas, dimana pada perdagangan di pasar spot berakhir dengan turun 2,9% menjadi $2,307.43 per ounce.