ESANDAR, Jakarta – Dolar A.S. kembali menapaki jalan naiknya pada perdagangan hari Kamis (12/10/2017), didorong oleh klaim pengangguran yang lebih baik dari perkiraan. Indeks dolar naik kurang dari 0,1% ke level 93,060, setelah turun beruntun dalam empat kali sesi perdagangan.
Sementara itu, poundsterling Inggris, masih tertekan pada hampir sebagian besar sesi perdagangan. Pasar menunggu sentiment yang lebih baik setelah sebuah laporan menyatakan bahwa Brussels akan memberi London perpanjangan dua tahun di pasar tunggal Eropa. Pada perdagangan GBPUSD sempat menguat setelah mencapai level terendah dalam tiga hari ini di awal sesi perdagangan, perdagangan terakhir di $ 1,3265, dibandingkan dengan $ 1,3223 pada akhir Rabu.
EURUSD, terkoreksi kembali ke $ 1,1833 dari $ 1,1859 pada akhir Rabu di New York, masih bertahan dengan kenaikan yang dicatat awal pekan ini setelah kekhawatiran pemisahan Catalunya dari Spanyol mereda. Mata uang bersama mencapai tingkat tertinggi dalam sekitar tiga minggu sebelumnya di sesi ini. Dolar mundur terhadap mitra Jepang USDJPY, dengan dolar dibeli sebesar ¥ 112,23, dibandingkan dengan ¥ 112,49. Terhadap Swiss franc dalam perdagangan USDCHF, dolar dibeli 0,9754 franc, naik dari 0,9734 franc. Sementara Dolar Kanada, terakhir membeli Dolar AS pada 1,2465 dari 1,2458.
Pasar terus menilai hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang diumumkan pada hari Rabu, menunjukkan bahwa masalah inflasi rendah terus membebani pikiran pejabat bank sentral. Beberapa menambahkan perlunya kesabaran sebagai jaminan menaikkan suku bunga dengan tetap mengawasi laju inflasi, sementara yang lain berpendapat bahwa menunda kenaikan suku bunga dapat menyebabkan penggelembungan aset.
Negosiasi Brexit telah menemui jalan buntu, menurut perunding UE Michel Barnier sebelumnya pada hari Kamis. Mengingat kurangnya kemajuan dalam pembicaraan tersebut, sebagaimana dilansir dari surat kabar Jerman Handelsblatt. Dalam laporannya, Inggris dapat tetap berada di pasar tunggal Eropa selama dua tahun lagi dengan tetap harus membayar semua iurannya namun tidak memiliki hak suara.
Pada hari Rabu, Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond menyatakan bahwa nilai kesepakatan transisi Brexit akan menurun dengan cepat jika tertunda hingga tahun depan, namun demikian terlalu dini apabila harus mengeluarkan uang dalam kondisi darurat, lapor Reuters.
Sementara dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden AS Donald Trump kembali menegaskan keinginannya untuk memisahkan kesepakatan perdagangan dengan Kanada dan Meksiko untuk menggantikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dan mengulangi peringatannya bahwa AS dapat menarik diri dari perjanjian tersebut. Putaran keempat perundingan renegosiasi resmi NAFTA akan selesai pekan depan.
Kedepannya, Dolar diperkirakan masih akan tertekan dengan keraguan tentang apakah Partai Republik dapat meloloskan reformasi undang-undang perpajakannya, yang nampaknya semakin tidak mungkin. Dengan latar belakang kondisi ekonomi saat ini, dengan situasi lapangan kerja yang tidak jelas setelah badai, menggunakan inflasi sebagai alat pengukur menjadi lebih penting daripada sebelumnya dalam melihat apa yang Fed akan lakukan. Sebelumnya di sesi tersebut, klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir 7 Oktober sebanyak 243.000, di bawah perkiraan sebesar 258.000. Indeks harga produsen untuk bulan September naik 0,4%, sejalan dengan perkiraan.
Sebelumnya, Gubernur Bank Sentral Federal Jerome Powell, berbicara dalam acara pertemuan tahunan Institute of International Finance, mengatakan bahwa pasar negara berkembang harus dapat menahan inisiatif pengetatan Fed, yang dapat mendorong dolar. Dimana hal ini akan membuat harga-harga asset meningkat. (Lukman Hqeem)