Harga emas berkonsolidasi di awal sesi perdagangan Asia pada Selasa (05/03/2024) setelah berakhir di rekor tertinggi. Citi Research masih melihat logam mulia sebagai asset lindung nilai terhadap kondisi resesi yang terjadi di pasar negara maju serta meningkatnya ketidakpastian seputar pemilu AS tahun ini. Perdagangan masih akan marak dan harga berpeluang naik lebih tinggi dalam jangka menengah dimana mereka menetapkan probabilitas sebesar 25% bahwa harga logam mulia ini akan naik ke kisaran harga $2,300 troy ons.
Mengawali perdagangan dalam minggu ini, harga emas ditutup pada rekor tertinggi baru ketika imbal hasil treasury naik. Emas untuk pengiriman April ditutup naik $30,60 pada $2,126.30 per ons, tertinggi yang pernah ada setelah melampaui puncak sebelumnya yang dicatat pada hari Jumat.
Kenaikan harga logam mulia ini didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga seiring dengan meredanya inflasi di Amerika Serikat dan negara lain. Pelemahan dolar AS dan imbal hasil Treasury sebagai konsekuensi penurunan suku bunga memicu reaksi pembelian teknis yang kuat, sehingga memperkuat kredibilitas pembelian logam kuning pada bulan berikutnya yang seharusnya membuatnya diperdagangkan lebih rendah di tengah ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih rendah.
Dolar AS sendiri masih relatif stabil dimana indek dolar ICE terakhir terlihat turun 0,04 poin menjadi 103,82. Sementara Imbal hasil Treasury meningkat, menjadi bearish bagi emas karena tidak menawarkan bunga. Surat utang AS bertenor dua tahun terakhir terlihat naik 7,4 basis poin menjadi 4,616%, sedangkan obligasi bertenor 10 tahun membayar 4,225%, naik 4,0 basis poin.